Sidik bibir dapat digunakan sebagai metode pendukung dalam mengidentifikasi individu
dalam kasus forensic. Sidik bibir sama seperti halnya sidik jari yaitu memiliki sifat unik dan tidak
berubah selama hidup. Dalam tugas akhir ini dilakukan identifikasi pola sidik bibir menggunakan
metode Principal Component Analysis(PCA) danRadial Basis Function(RBF).
Metode Principal Component Analysis untuk mengekstrak ciri sesudah dilakukan preprocessing
pada citra bibir dan selanjutnya adalah mengklasifikasikannya menggunakan metode
Radial Basis Function.PCA secara umum merupakan metode pengambilanciri penting dari data
berdimensi tinggi dengan cara mereduksinya menjadi dimensi lebih rendah tanpa menghilangkan
ciri-ciri penting didalam citra asliya. Sedangkan RBF merupakan salah satu bentuk multilayer dari
jaringan saraf tiruan yang memiliki kemampuan mengenali pola berdasarkan pola yang sudah
pernah diinputkan sebelumnya atau tersimpan didalam memori pengenalannya.
Hasil akhir dari tugas akhir ini adalah suatu program untuk melakukan identifikasi individu
berdasarkan pola sidik bibir. Berdasarkan penelitian ini didapatkan akurasi tertinggi pengujian
berdasarkan rata-rata tipe pola yang benar yaitu 43.06% dengan jumlah eigenlips1 dan jumlah
neuron 18, sedangkan akurasi terendah diperoleh ketika jumlah eigenlips 10 dengan jumlah neuron
18 yaitu 29.17% , serta 36.11%. ketika jumlah eigenlips 1 dengan jumlah neuron 5.
Kata Kunci: Sidik Bibir, PCA, RBF, Odontologi Forensik.