Lokasi duduk pada suatu ruangan dapat menentukan kejelasan suara yang dapat diterima oleh pendengar. Semakin dekat jarak antara lokasi pendengar dan pembicara, maka semakin jelas informasi yang didapat oleh pendengar. Selain itu, garis penglihatan pendengar menjadi salah satu faktor pendukung dalam menentukan kejelasan ucapan yang diterima oleh pendengar[1]. Salah satu desain ruangan yang sesuai dengan hal tersebut adalah desain ruangan dengan perbedaan tinggi bangku antar barisnya. Salah satu ruangan yang memiliki desain tersebut adalah Ruang Multimedia yang terletak di lantai 2 Gedung Bangkit. Untuk menentukan lokasi duduk terbaik, perlu dilakukan evaluasi kinerja akustik yang ditinjau dari parameter akustik dalam segi objektif dan segi subjektif. Parameter akustik yang ditinjau adalah waktu dengung, Speech Transmission Index (STI) dan Noise Criteria (NC). Evaluasi dari segi objektif melibatkan pengukuran langsung sedangkan segi subjektif melibatkan penilaian kuisioner. Berdasarkan pengukuran langsung, nilai parameter yang didapat diantaranya waktu dengung dengan nilai 1.36 s, noise criteria dengan nilai 35 dan STI dengan nilai rata – rata 74 %. Hasil dari kuisioner menyatakan bahwa diantara tiga titik pengukuran yang digunakan pada kuisioner, titik empat dipilih oleh mayoritas responden dan sebagai acuan menentukan lokasi duduk terbaik. Selain itu, korelasi antar parameter yang berpengaruh pada pemilihan titik empat sebagai lokasi duduk terbaik adalah korelasi antara STI dan Overall Impression. Berdasarkan korelasi tersebut juga didapatkan bahwa parameter STI mempengaruhi kenyamanan dari pendengaran responden dalam pemilihan titik empat sebagai lokasi duduk terbaik.
Kata kunci : Lokasi duduk, parameter akustik, segi subjektif, kuisioner