Salah satu upaya menghidupkan kembali kearifan lokal yang kini mulai tergerus oleh globalisasi dan perkembangan zaman, yaitu adanya upaya nyata dari kita terutama dalam dunia pendidikan untuk mengintergrasikan ke dalam pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Sebagaimana diketahui bahwa kearifan lokal merupakan hal yang berharga yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup. Memaknai kearifan lokal nampaknya tidak dapat dipisahkan dari konstelasi global. Kearifan lokal adalah warisan masa lalu yang berasal dari leluhur, yang tidak hanya terdapat dalam sastra tradisional (sastra lisan atau sastra tulis) sebagai refleksi masyarakat penuturnya, tetapi terdapat dalam berbagai bidang kehidupan nyata, seperti filosofi dan pandangan hidup, kesehatan, dan arsitektur. Dalam pembelajaran Tipografi yang intinya memberikan pemahaman dan keterampilan kepada mahasiswa tentang teknik menata huruf sehingga enak dipandang mata yaitu dengan membuat susunan yang menarik dan indah. Tipografi (3 SKS) diajarkan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa dan Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Di Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar terdapat tiga jenis aksara yang diajarkan, yaitu aksara; Latin, Arab, dan aksara Lontara. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana aksara tersebut diintergrasikan ke dalam sebuah karya seni dengan mengangkat message kearifan lokal sebagai tugas kuliah Tipografi. Tujuannya antara lain adalah agar makna yang terkandung dalam kearifan lokal dijadikan penuntun hidup dalam upaya membangun karakter bangsa. Pada akhir tulisan ini disinggung pula secara singkat bagaimana proses mengintegrasikan tulisan (kaligrafi) dalam berkarya seni rupa.