A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos = perkataan, pikiran, ilmu. Kata “episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya mendudukkan, menempatkan, atau meletakkan. Jadi, sebagai cabang ilmu filsafat, epistemologi bermaksud mengkaji dan mencoba menemukan ciri-ciri umum dan hakiki dari pengetahuan manusia.
B. Macam-Macam Epistemologi
Berdasarkan cara kerja atau metode pendekatan yang diambil terhadap gejala pengetahuan bisa dibedakan beberapa macam epistemologi antara lain:
v Epistemologi Metafisis adalah epistemologi yang mendekati gejala pengetahuan dengan bertitik tolak dari pengandaian metafisika tertentu.
v Epistemologi Skeptis adalah epistemologi yang mengandaikan bahwa ada pengetahuan dan manusia dapat mengetahui sesuatu.
v Epistemologi Kritis adalah epistemologi yang berangkat dari asumsi, prosedur, dan kesimpulan pemikiran ilmiah sebagaimana kita temukan dalam kehidupan, lalu dicoba kita tanggapi.
C. Dasar-Dasar Pengetahuan
1. Pengalaman
Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia dalam interaksinya dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya dan dengan seluruh kenyataan, yang termasuk Yang Ilahi. Ada dua macam pengalama, yakni pengalaman primer dan pengalaman sekunder. Pengalaman primer adalah pengalaman langsung akan persentuhan indrawi dengan benda-benda konkret diluar manusia dan akan peristiwa yang disaksikan sendiri. Sedangkan pengalaman sekunder adalah pengalaman tak langsung atau pengalaman reflektif mengenai pengalaman primer.
2. Ingatan
Ingatan tidak selalu benar, dan karenanya tidak selalu merupakan suatu pengetahuan. Mungkin ada orang yang berpendapat bahwa sesuai batasan pengertiannya, ingatan selalu benar. Sebab, hanya kalau saya mengingat dengan benar, maka dapat dikatakan bahwa saya ingat. Agar supaya ingatan dapat menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bagi pengetahuan, sekurang-kurangnya dua syarat berikut perlu dipenuhi, yakni: (1) saya memiliki kesaksian bahwa peristiwa yang saya ingat itu sungguh pernah saya alami atau saya saksikan di masa lalu; (2) ingatan tersebut bersifat konsisten dan dapat berhasil menjadi dasar pemecahan persoalan yang sekarang saya hadapi berkaitan dengannya.