Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Skala ini menunjukkan seberapa aman suatu obligasi bagi investor. Investor yang menanamkan dana di pasar obligasi harus mewaspadai adanya risiko default risk, yaitu peluang dimana emiten akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya (gagal bayar). Obligasi perusahaan yang diterbitkan melalui penawaran umum wajib diperingkat oleh lembaga atau agen pemeringkat yang sudah terdaftar. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi suatu perusahaan, salah satunya adalah faktor rasio keuangan. Pemilihan rasio keuangan yang diduga dapat mempengaruhi peringkat obligasi mengacu pada beberapa model penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu menggunakan rasio keuangan seperti leverage, likuiditas, produktivitas dan profitabilitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis rasio-rasio yang terdiri dari rasio profitabilitas return on capital dan operating income to sales dan rasio solvabilitas EBIT interest coverage dan EBITDA interest coverage, long-term debt to capital, total debt to capital dan operating cash flow to total debt dalam mengelompokkan perusahaan investment grade dan non investment grade.
Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitan deskriptif verifikatif bersifat kausalitas. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2011, dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling didapatkan sampel sebanyak 24 obligasi dari 8 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini menggunakan analisis independent sample t test, mann whitney rest dan analisis diskriminan dengan metode stepwise dan data harus memenuhi syarat pengujian asumsi klasik yaitu multivariate normal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengujian menggunakan independent sample t test membuktikan bahwa rasio profitabilitas (return on capital dan operating income to sales) dan rasio solvabilitas (EBIT interest coverage, EBITDA interest coverage, Total debt to capital dan Operating cash flow to total debt) secara statistik terbukti dapat membedakan obligasi perusahaan yang masuk kategori investment grade dan non investment grade. Pengujian menggunakan analisis diskriminan dengan metode stepwise secara statistik terbukti bahwa rasio solvabilitas yang diukur dengan EBIT interest coverage dan EBITDA interest coverage dapat membentuk model dalam mengelompokkan perusahaan yang masuk kategori investment grade dan non investment grade. Tingkat ketepatan model dalam mengelompokkan perusahaan investment grade dan non investment grade mencapai 91.7% dengan nilai Cut Off/Zscore sebesar 0. Dengan demikian model prediksi tersebut layak digunakan untuk mengelompokkan perusahaan investment grade dan non investment grade.