Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola komunikasi yang digunakan komunitas lesbian di Cilacap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif yang melatar belakangi terbentuknya komunitas lesbian untuk memahami kehidupan sebenarnya dari komunitas lesbian dan menjelaskan pola komunikasi yang digunakan kaum lesbian dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan feomenologi dalam dramaturgi dan interaksi simbolik. Teknik pengambilan sumber data menggunakan teknik snowball-sampling dengan jumlah narasumber sebanyak enam orang perempuan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model Miles dan Huberman.
Berdasarkan hasil penelitian, lima dari enam informan memutuskan menjadi lesbian karena dilatar belakangi oleh kehidupan keluarga yang tidak harmonis, sedangkan informan lainnya menjadi lesbian hanya karena rasa penasaran saja. Melalui teori dramaturgi dan interaksi simbolik yang digunakan dalam penelitian ini, informan lesbian mengalami kesulitan dalam menampilkan identitasnya sebagai lesbian karena pandangan negatif yang selalu diberikan oleh lingkungan masyarakat umum, sehingga mereka bermain peran untuk tetap dapat diterima di lingkungan umum.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah komunitas lesbian tetap melakukan komunikasi dengan masyarakat namun tetap menutup diri akan identitas mereka yang dianggap menyimpang, namun akan langsung terbuka apabila mereka sedang berkumpul dengan sesama lesbian. Komunikasi yang efektif akan terjadi apabila mereka berinteraksi dengan lesbian lainnya dengan menggunakan gerak tubuh, tatapan dan signal-signal tertentu yang hanya dimengerti oleh sesama lesbian saja.
Kata kunci : Lesbian, motif, pola komunikasi, dramaturgi, interaksi simbolik