Urban agriculture secara perlahan menjadi trend dan menjadi salah satu solusi dari permasalahan yang didapat di wilayah perkotaan. Dengan urban agriculture masyarakat kota dapat melakukan budidaya tanaman sayur dengan mudah tanpa menyita waktu banyak. Tidak dipungkiri bahwa keterbatasan lahan menjadi faktor penyebab masyarakat kota tidak dapat melakukan budidaya tanaman sayur secara luas. Budidaya tanaman sayur dengan menggunakan pot menjadi alternatif jawaban bagi masyarakat kota karena kemudahannya yang dapat diletakkan di mana saja dan tidak memerlukan lahan yang luas. Akan tetapi, pot saja tidak cukup untuk menjawab permasalahan yang ada di lapangan yang mengharuskan pemiliknya untuk melakukan perawatan tanaman secara rutin yang menyita waktu dan mengganggu rutinitas masyarakat kota.
Pada tugas akhir ini dibangun sistem smart pot yang dapat memantau dan merawat tanaman sayur secara otomatis untuk masyarakat urban. Sistem yang dibangun memiliki sensor node, yaitu perangkat keras embedded yang berfungsi untuk mendapatkan data tanaman. Sensor node terdiri dari mikrokontroller dan sensor yang melakukan proses akuisisi data kelembaban tanah, suhu udara, kelembaban udara, dan tingkat pH. Data hasil akuisisi kemudian dikirim ke gateway untuk proses pengolahan data yang selanjutnya dimanfaatkan pengguna.
Dari pengujian yang dilakukan selama 21 hari didapat bahwa proses akuisisi data oleh sensor node berjalan sesuai dengan rentang waktu yang telah ditentukan. Meski demikian didapati bahwa selama pengujian sistem berlangsung terdapat kesalahan pembacaan data oleh sensor sebanyak 0,17% untuk suhu udara, 2,74% untuk kelembaban udara, serta 5,25% untuk kelembaban tanah.
Kata kunci : Masyarakat Kota, Urban Agriculture, Sensor Node, Akuisisi.