Seiring dengan meningkatnya jumlah penggunaan internet, memicu para penyelenggara ISP bersaing untuk memberikan layanan unik sebagai salah satu nilai tambah mereka terhadap para pesaing ISP lainnya. Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) sebagai salah satu teknologi akses tembaga memiliki kecepatan downstream 1,5 Mbit/s sampai 8 Mbit/s dan upstream 16 Kbit/s sampai 640 Kbit/s. Asymmetric Digital Subsriber Line (ADSL) menyediakan beberapa layanan termasuk telecommuter, residensial, kantor cabang perusahaan, bisnis kecil sampai menengah, pemerintahan, dan pendidikan.
Faktor yang harus diperhatikan oleh para penyelenggara ISP agar dapat memberikan layanan tersebut adalah pemilihan arsitektur layanan yang tepat. Untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan layanan pelanggan, para penyedia layanan membutuhkan arsitektur ADSL end-to-end dengan layanannya. Cisco sebagai pemimpin dunia jaringan internet menawarkan beberapa arsitektur yang memungkinkan para penyedia dapat mengefektifkan kerugiannya dan juga untuk memperluas layanannya ke pasaran. Arsitektur yang dibahas dalam Proyek Akhir ini adalah arsitektur ATM point to point, SVC/MPLS, dan arsitektur aggregasi (L2TP/PTA). Ketiga arsitektur tersebut akan dibandingkan dilihat dari keuntungan dan keterbatasannya sehingga dapat diketahui arsitektur mana yang lebih bagus. Dibahas juga aspek arsitektur yang perlu diperhatikan sebelum mendisain dan menyelenggarakan layanan ADSL yaitu kemampuan pemilihan layanan dengan menggunakan Cisco 6400. Arsitektur dan layanan ADSL yang dibahas dibatasi dari lapisan 4 sampai lapisan bawah.