E-learning readiness dapat definisikan sebagai tingkat kesiapan dari institusi atau organisasi berdasarkan beberapa faktor yang harus diukur sebelum e-learning diterapkan untuk tujuan tertentu. Saat ini, banyak sekali terdapat model e-learning readiness yang telah didefinisikan oleh para ahli. Setiap model e-learning readiness tersebut diformulasikan berdasarkan keadaan dari lingkungan organisasi serta karakteristik organisasi tersebut. Karena setiap model memiliki karakteristik serta lingkungan pengujian tertentu, setiap model tidak dapat diterapkan pada suatu lingkungan yang akan melakukan evaluasi e-learning readiness tanpa adanya penelitian terlebih dahulu.Kesalahan dalam memilih model e-learning readiness dapat berakibat pada saat perencanaan pembangunan e-learning. Sehingga pada penelitian diusulkan penggunaan metode fuzzy analytic hierarchy process (FAHP) untuk menentukan model e-learning readiness. Penggunaan FAHP berdasarkan kemampuan AHP untuk mengukur keputusan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada serta dapat mengukur secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di PJJ Universitas Telkom, didapatkan model rekomendasi yang digunakan untuk pengujian adalah model Doculan. Berdasarkan hasil evaluasi menggunakan model Doculan, untuk faktor mahasiswa, perlu dilakukan peningkatan yang cukup besar terhadap aspek pelatihan, dukungan sosial, kebiasaan belajar, motivasi, dan manajemen waktu.