Informasi mengenai gedung – gedung di indonesia saat ini masih sangat minim. Khususnya terjadi pada kampus Universitas Telkom. Seringkali kita mengalami kesulitan untuk menemukan ruangan yang dituju dalam suatu gedung. Khususnya lokasi kampus yang luas seperti Universitas Telkom. Jumlah gedung yang sangat banyak dan tersebar di lokasi yang luas, serta banyaknya lantai dan ruang di setiap gedung membuat kita sulit menemukan tempat yang dituju. Padahal saat ini hampir semua orang memiliki smartphone yang selalu terhubung dengan internet dan memiliki fitur kamera. Seiring dengan itu, perkembangan teknologi augmented reality pada smartphone cukup pesat. Oleh karena itu, saat ini penulis mencoba mengembangkan aplikasi sistem operasi gedung berbasis augmented reality yang melakukan tracking pada marker logo gedung di Universitas Telkom. Deteksi atau tracking marker gedung dilakukan dengan metode library Vuforia dan metode Hough Transform.
Analisis perbandingan antara Vuforia SDK dan Hough Transform dalam proses deteksi marker menghasilkan data bahwa Hough Transform unggul dalam hal deteksi marker dibanding Vuforia SDK. Dikarenakan Hough Transform melakukan deteksi berdasarkan keberadaan garis sedangkan Vuforia berdasarkan titik potong, yang mana tidak semua jenis marker dapat diterima. Berdasarkan total 648 percobaan yang dilakukan pada Vuforia SDK dan Hough Transform, aplikasi deteksi marker Hough Transform dengan parameter intensitas cahaya, jarak, dan sudut pandang pada 3 jenis marker, yaitu garis tunggal, lingkaran, dan marker denga titik potong. Didapatkan hasil bahwa HT dapat mendeteksi 100% marker. Sedangkan Vuforia hanya mampu mendeteksi pada marker dengan titik potong / titik sudut saja.
Kata kunci : Augmented reality, Vuforia SDK, Hough Transform, Deteksi Marker