Upacara Bakar Tongkang adalah upacara peringatan atas dewa laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong yang merupakan sumber kekuatan dua sisi, antara baik atau buruk, suka dan duka, serta rezeki dan malapetaka yang dilaksanakan di Bagan Siapi-api, provinsi Riau. Upacara ini tidak hanya memperlihatkan tali persaudaraan antar suku Tionghoa saja, tetapi juga kebersamaan yang tetap terjaga antara etnis Tionghoa dan Melayu, serta antar masyarakat lain. Akan tetapi, kurangnya kesadaran masyarakat mengenai nilai kearifan lokal yang ada dalam upacara Bakar Tongkang menjadi hal yang sangat disayangkan, apalagi upacara ini juga menjadi cerminan masyarakat bahwa toleransi itu nyata. Maka dari itu dibutuhkan sebuah media yang dapat menginformasikan nilai kearifan lokal dan sikap toleransi kepada masyarakat. Melalui penelitian kualitatif menggunakan metode etnografi, dengan melakukan observasi, wawancara dan studi visual atau literatur untuk memperoleh konsep perancangan features televisi. Features televisi ini dirancang untuk menginformasikan nilai kearifan lokal sebuah daerah dan memberikan gambaran nyata mengenai toleransi yang ada di sebuah kearifan lokal, yaitu upacara Bakar Tongkang.