IDENTIFIKASI FAKTOR UNTUK MENGUKUR SMART EDUCATION (Suatu Studi Pada Kota Bandung)

WAHYU WIDODO

Informasi Dasar

87 kali
17.05.169
C
Karya Ilmiah - Thesis (S2) - Reference

Dari (Transformasi Center for Public Policy Transformation, 2016) 53% populasi penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Selain Jakarta kota-kota besar lain di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, dan Batam juga menjadi tujuan utama urbanisasi. Seiring dengan pertumbuhan kota yang secara rata-rata melebihi 50 persen, persoalan yang dihadapi kota menjadi semakin kompleks; kenyamanan, kemacetan, ataupun sampah, akibat semakin banyaknya orang yang tinggal di kota. Ramdani dalam berita yang dimuat pada media indonesia (2016), mengatakan bahwa pada akhir 2030 diperkirakan 67% total populasi Indonesia berada di wilayah perkotaan.

Beberapa area prioritas yang diterapkan pada Bandung smart city adalah pada Bidang Pemerintahan (Smart Government), Bidang Pendidikan (Smart Education ), Bidang Tansportasi (Smart Transportation), Bidang Kesehatan (Health Smart), Bidang Energi (Smart Grid/ Smart Energy), Bidang Keamanan (Smart Surveillance), Bidang Lingkungan (Smart Environment), Bidang Komunitas Sosial (Smart Society, Smart Reporting, Bandung Passport), Bidang Keuangan (Smart Payment), dan Bidang Trading (Smart Commerce). Puncaknya pada tahun 2015 konsep smart city Bandung menjadikan kota Bandung terpilih sebagai finalis 6 besar kota dunia untuk World Smart City Awards November tahun 2015 oleh World Smart City Organisation di Barcelona, bersaing dengan kota Moskow, Dubai, Buenos Aires, Curitiba, dan Peterborough. (sumber: web site portal.bandung.go.id) Pada beberapa konsep yang mewakili konsep smart city, terdapat parameter smart education yang diharapkan mampu untuk menangani permasalahan seputar pendidikan yang dihadapi pada suatu kota. Faktor pendidikan adalah pilar penting untuk menerapkan smart citizen, dan hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam smart city. Penerapan smart city menurut (Ridwan Kamil, 2015) adalah “Pengembangan dan pengelolaan kota dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menghubungkan, memonitoring, dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada didalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memberikan pelayanan bagi warga”. Jika dilihat dari prospek bisnis kedepannya, “Data IDC (International Data Corporation) menyatakan bahwa potensi pasar IoT di Asia Pasifik (termasuk Indonesia) sangat besar. Pada 2015, jumlah perangkat yang terhubung dengan internet (IoT) di Asia Pasifik sekitar 3,1 miliar perangkat dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 8,6 miliar perangkat pada 2020. Direktur Digital and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo mengatakan, penerapan IoT diprediksi bakal menjadi tren di masa depan. Perkembangan IoT akan menjadi sebuah peluang bisnis yang besar bagi Telkom Group sebagai digital company terbesar di Tanah Air. Telkom telah mempersiapkan Living Lab Smart City Nusantara dalam rangka mewujudkan percepatan implementasi teknologi informasi (Smart City) bagi pemerintah daerah di seluruh Indonesia demi menghadirkan pemerintahan yang cerdas, salah satunya Smart Education. Berdasarkan dari latar belakang dan pencarian informasi terkait dengan penerapan konsep smart city dan smart education, belum ditemukan variabel dan indikator yang digunakan dalam penerapan konsep smart education pada smart city di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini menjadikan peneliti untuk melakukan suatu study penelitian yang bertujuan membangun (men-develop) Variabel dan Indikator standar yang berperan dalam mendukung tata kelola pendidikan di kota-kota di Indonesia .

Subjek

SMART CITY
 

Katalog

IDENTIFIKASI FAKTOR UNTUK MENGUKUR SMART EDUCATION (Suatu Studi Pada Kota Bandung)
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

WAHYU WIDODO
Perorangan
INDRAWATI, HUSNI AMANI
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2017

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini