Wirausaha terdidik memiliki peran yang penting dalam perekonomian suatu negara. Data menunjukkan bahwa jumlah wirausaha yang ada di Indonesia adalah banyak, namun dengan tingkat keahlian berwirausaha yang masih rendah. Tingkat keahlian yang rendah ini dapat ditingkatkan melalui pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi. Pembelajaran kewirausahaan memiliki peran yang vital dalam mendidik mahasiswa untuk memiliki jiwa dan kompetensi kewirausahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran di Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI), Universitas Telkom. Aspek-aspek yang diteliti adalah meliputi kurikulum, metode pengajaran, serta dampak dari proses pembelajarannya. Dampak dari proses pembelajaran ini dilakukan dengan menganalisis kompetensi kewirausahaan dari mahasiswanya.
Fenomena dalam penelitian ini dieksplorasi dengan metode studi kasus. Teknik pengambilan data adalah dengan wawancara secara mendalam, observasi, dan pengumpulan data sekunder. Narasumber yang terlibat adalah dosen sebanyak 3 orang, mahasiswa yang berwirausaha sebanyak 3 orang, dan mahasiswa yang tidak berwirausaha sebanyak 3 orang. Narasumber dosen akan diwawancara mengenai kurikulum dan metode pengajaran. Narasumber mahasiswa, baik yang berwirausaha maupun yang tidak berwirausaha, akan diwawancarai mengenai kurikulum, metode pengajaran, serta kompetensi kewirausahaan sebagai dampak dari proses pembelajarannya.
Materi pembelajaran terkait kewirausahaan yang ada di MBTI meliputi Creative Thinking in Business, Kewirausahaan, dan Proyek Kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib; serta Manajemen Usaha Baru, Pengembangan Usaha, dan Pengembangan Komunitas sebagai mata kuliah pilihannya. Mata kuliah tersebut telah didukung oleh metode mengajar, dukungan fasilitas, dan penilaian proses belajar yang baik. Hasil analisis dampak proses pembelajaran kewirausahaan menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh mahasiswa berwirausaha maupun tidak berwirausaha memiliki level kompetensi yang sedang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa institusi telah cukup baik dalam membentuk kompetensi kewirausahaan yang dapat dijadikan pondasi yang sangat penting dalam menjalankan usaha sendiri (entrepreneur) maupun bekerja di suatu perusahaan yang sudah mapan (intrapreneur).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan evaluasi terhadap proses pembelajaran kewirausahaan di perguruan tinggi, khususnya di MBTI. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan arahan dalam meningkatkan jumlah wirausaha terdidik. Peningkatan jumlah wirausaha terdidik ini sangat mendukung dalam terwujudnya target Universitas Telkom untuk menjadi Global Entrepreneurial University pada tahun 2038.
Kata Kunci: wirausaha terdidik, pembelajaran kewirausahaan, kompetensi kewirausahaan, intrapreneur