Mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di setiap negara memiliki peranan penting terhadap perekonomian untuk setiap masing-masing negara. Pertukaran mata uang apapun terhadap dollar amerika serikat menjadi perhatian khusus oleh aktor ekonomi. Hal ini dikarenakan mata uang dollar Amerika Serikat menjadi bagian dari golongan “convertible currencies”, yaitu golongan mata uang yang
paling banyak dipercaya oleh para aktor ekonomi diseluruh dunia. Pada penelitian ini, yang akan diteliti adalah mata uang dollar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah. Sejak diberlakukannya sistem kurs mengambang di Indonesia, pertukarang mata uang rupiah selalu bergantung pada berjalannya mekanisme pasar, sehingga pada tahun 2008 menyentuh volatilitas kurs sebesar 20.85%. Hal ini membuat para aktor ekonomi khawatir bagaimana menjaga nilai asset mereka, maka daripada itu mereka harus memikirkan bagaimana melindungi nilai aset mereka. Menurut pakar ekonomi, hal yang harus dilakukan dalam melindungi nilai aset adalah dengan cara menggunakan produk derivatif yang tersedia, seperti forward, future, swap, dan opsi. Menurut penelitian terdahulu, pasar opsi adalah pasar yang sudah mencuri banyak perhatian kalangan peneliti dan pelaku ekonomi, hal ini dikarenakan kehandalannya dalam meminimalisir resiko kehilangan aset daripada pasar-pasar sebelumnya seperti pasar forward atau pasar future. Maka sesuai dengan pernyataan pakar ekonomi, dan para peneliti, untuk melindungi aset digunakan produk derivatif opsi. Model Black-Scholes sebagai model pertama yang berhasil mencuri perhatian masyarakat, dan model Trinomial sebagai model yang sangat berguna dalam meramalkan nilai masa depan akan dibandingkan pada penelitian ini dalam kasus pertukaran mata uang dollar Amerika Serikat terhadap mata uang rupiah. Perbandingan kedua model diukur menggunakan Average Mean Square Error, yaitu melihat seberapa kecil hasil error yang diperoleh. Hasil perbandingan diketahui bahwasanya model Trinomial lebih baik digunakan dalam jangka waktu satu bulan, yaitu kurang dari 0.37% untuk call dan put. Sedangkan dalam jangka waktu dua bulan, diperoleh nilai error kurang dari 0.53% untuk call dan put. Sedangkan dalam jangka tiga bulan model Black-Scholes lebih baik digunakan, di mana model ini memperoleh nilai error kurang dari 0.68% untuk call dan put.