ABSTRAK
Semakin maraknya penebangan hutan di Indonesia secara tidak langsung mengakibatkan penurunan populasi satwa liar khusus nya gajah sumatera. Hal ini disebabkan terus berkurangnya sumber makanan dan menyempitnya areal jelajah gajah yang berubah menjadi lahan hutan tanaman, perkebunan, dan pemukiman manusia. Hal tersebut memicu konflik antara gajah liar dan manusia yang semakin tinggi karena gajah dan manusia menggunakan lahan yang sama pada saat bersamaan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini, termasuk upaya pelestarian konservasi gajah, seperti penelitian, perlindungan habitat, mitigasi konflik gajah, ekowisata dan lain-lain. Saat terjadi konflik dilapangan dibutuhkan para pawang gajah atau Mahout yang langsung turun ke lokasi untuk menghalau para gajah liar yang masuk ke pemukiman maupun perkebunan warga. Para Mahout ini dibantu gajah binaan nya mengusir gajah liar agar kembali ke habitatnya. Mahout atau pawang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya pelestarian konservasi gajah. Oleh karena itu penulis tertarik mengangkat kisah hidup seorang pawang gajah menjadi sebuah film dokumenter berdurasi 35 menit. Keseharian pawang gajah yang harus mempertaruhkan nyawa nya saat berhadapan dengan gajah peliharaan nya membuat topik ini layak diangkat menjadi sebuah film documenter. Dalam memproduksi film ini Penulis menggunakan kamera DSLR untuk mendukung gambar yang tajam serta tentunya dengan dukungan teknologi FULL HD.
Kata Kunci: Film Dokumenter, Mahout, Pawang Gajah, Kehidupan, Konflik, Minas, Riau.