Benchmarking merupakan metode untuk menentukan kinerja energi bangunan dengan cara menghitung dan mengontrol kinerja satu set bangunan serupa dengan membandingkan antara bangunan tersebut. Metode benchmarking di Indonesia masih sangat sederhana. Untuk menilai kinerja bangunan, variabel yang digunakan hanya IKE (Intensitas Konsumsi Energi dalam kWh/m2) sebagai parameter boros atau tidaknya konsumsi energi bangunan. Oleh karena itu diperlukan variabel lain agar metode benchmarking lebih akurat dengan ditampilkan pada skor benchmarking. Variabel yang ditambahkan pada penlitian ini yaitu luas total bangunan dan CDD (Cooling Degree Days) yang dikalikan dengan luas bangunan ber-AC. Variabel tersebut berpengaruh sebesar 63% terhadap IKE dengan analisis regresi linier berganda. Hasil persamaan regresi tersebut digunakan untuk mencari IKE adjusted, lalu didapat skor benchmarking dengan menghitung persentil IKE adjusted. IKE aktual yang besar belum tentu menunjukkan bangunan dengan penggunaan energi yang tinggi atau boros. Karena skor bergantung dari IKE adjusted yang relatif dengan variabel luas bangunan total, luas ber-AC, dan CDD. Pada penelitian ini, skor benchmarking yang dihasilkan tersebut selanjutnya ditampilkan pada website BeMap (Building Energy Map) agar mempermudah pemilik bangunan melakukan benchmarking.
Kata Kunci: Benchmarking, Intensitas Konsumsi Energi, Skor benchmarking, website energi bangunan