Perancangan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman remaja akan pentingnya toleransi dan memberikan edukasi sejarah pembauran di Bandung pada masa lalu. Adapun yang menjadi latar belakang perancangan ini adalah Perilaku rasial di Indonesia antara etnis Tionghoa dengan etnis lain masih sangat kontras sampai saat ini. Generasi penerus masih memiliki streotip dan persepsi negatif yang melekat dari masing-masing etnis, yang sebenarnya hal ini merupakan warisan jaman Kolonial yaitu Devide et Empera yang masih melekat dengan pemikiran orang Indonesia, yaitu penyebutan pribumi dan non-pribumi. Di Bandung sendiri sempat terjadi pemisahan ruang perdagangan dan pemukiman warga Tionghoa oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai pemisah sosial.
Perancangan komik ini berkonsep tentang pembauran Tionghoa dan Sunda di Bandung pada tempo dulu, mengilustrasikan kerukunan penduduk asli (etnis Sunda) dan pendatang (etnis Tionghoa) pada masa itu, walau pemerintah Hindia Belanda berusaha untuk membuat jurang pemisah Devide et Empera untuk mendiskriminasikan sosial dan melemahkan persatuan. Tahapan yang dilakukan dalam melakukan perancangan ini adalah dimulai dari melakukan survei pada sudut pandang remaja etnis Tionghoa dan etnis lain, melakukan observasi ke museum dan pecinan lama pasar baru dan melalukan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai kehidupan orang Sunda dan Tionghoa pada jaman Kolonial. Lalu menentukan tema dan judul, membuat Sinopsis, cerita dan karakter yang mana semua proses tersebut harus sesuai dengan data yang didapat dan konsep yang dibuat. Dengan perancangan ini diharapkan dapat memberikan pesan kepada remaja untuk terciptanya kesadaran akan pentingnya toleransi dan menghargai keberbedaan.