Era konseptual menjadikan manusia sangat bergantung pada dunia digital. Ketergantungan kita terhadap internet, cloud, hingga software yang sangat membantu tugas kita menjadi semakin tinggi. Pada era ini, industri kreatif menjadi jawaban bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam mengembangkan perekonomiannya.
Namun, bukan hal yang mudah untuk membangkitkan industri kreatif digital di Indonesia. Semua pihak perlu terlibat agar ekosistem dapat terbentuk dengan baik untuk menyinergikan Quadruple Helix ABCG, yang terdiri atas Academician, Business, Community, dan Government. Tujuannya adalah mengakselerasi kelahiran startup digital di Indonesia.
Selain itu, technopreneur Indonesia harus mengubah mindset layaknya startup digital di Silicon Valley. Budaya pay it forward s erta t iga a turan t ak t ertulis lain harus menjadi panduan bagi para pemain startup digital Indonesia untuk berkembang.
Berkolaborasi bersama Telkom Indonesia, Bank Mandiri melahirkan inkubator bisnis bernama Mandiri Capital Indonesia yang bertujuan memacu kelahiran startup digital Indonesia, khususnya di bidang fi nancial technology. Segala pemikiran, fifi ide, dan faktor yang dibutuhkan startup digital tertuang dengan jelas di buku ini. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pendekatan yang telah dikembangkan di Silicon Valley, Amerika Serikat, yakni fenomena startup, berhasil disesuaikan dan diterapkan dalam konteks negara kita oleh sang penulis, yang memiliki pengalaman dan pengetahuan mendalam terkait hal ini. Ilham A. Habibie, Ketua Dewan TIK Nasional, Founder Berkarya Indonesia
Visi baru dan paradigma baru yang berakselerasi tinggi sangat dibutuhkan oleh industri kreatif dan budaya Indonesia. Sektor ini memerlukan percepatan agar bisa menjadi kekuatan baru bagi Indonesia. Buku Indra Utoyo ini bisa menjadi acuan bagi para pemain di industri kreatif dan budaya Tanah Air. Yovie Widianto, Penggiat Seni dan Budaya, Maestro Pop