Banyaknya kasus kebangkrutan yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri merupakan kegagalan auditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Para investor menuntut auditor unutuk lebih mampu memberikan peringatan teradap prospek suatu perusahaan. Dengan demikian mereka dapat mengambil keputusan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt default, audit lag, kondisi keuangan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern baik secara simultan maupun secara parsial.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif verifikatif bersifat kausalitas. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Dengan menggunakan purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 10 perusahaan. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik dengan software statistik SPSS 24.
Hasil dari penelitian ini memberikan bukti secara empiris bahwa secara simultan, variabel debt default, audit lag, kondisi keuangan dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Secara parsial variabel debt default dengan arah positif, audit lag dengan arah positif, kondisi keuangan dengan arah negatif, dan opini audit tahun sebelumnya dengan arah positif tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.