Ketatnya persaingan antara pasar modern dan pasar tradisional menyebabkan munculnya keputusan yang dibuat oleh pemerintahan berupa merevitalisasi pasar tradisional menjadi pasar tradisional yang dikelola secara modern. Dalam arti pasar tradisional yang memiliki store image yang kurang baik menjadi pasar yang memiliki store image yang baik dan memuat pelanggan datang kembali ke pasar tersebut. Store image yang baik tidak akan terealisasikan jika kurang adanya kerjasama antara semua pihak yang dapat disebut sebagai stakeholder yang ada dalam pasar, stakeholder dalam pasar diantaranya tenant (pedagang), pemasok, pengelola, dan pemerintah. Adanya kerjasama yang baik antar stakeholder dapat membentuk pasar menjadi pasar yang lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertukaran nilai antara stakeholder pasar Modern Batununggal, dan bagaimana cara kerja dan pola pertukaran nilai stakeholder tersebut agar mendapatkan store image yang baik di mata masyarakat. Peneliti melakukan survei pada 30 responden apakah store image di pasar Batununggal sudah baik atau belum kemudian peneliti mewawancarai para stakeholder guna mengetahui cara kerja pertukaran nilai antara stakeholder Pasar Batununggal. Stakeholder yang diwawancarai adalah tenant (pedagang), pemasok, pengelola dan pemerintah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif.
Hasil dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa stakeholder yang ada di pasar Batununggal sudah memiliki pertukaran nilai yang baik. Kerjasama yang baik dalam pertukaran nilai dapat menghasilkan store image yang baik di mata pelanggan dan juga dampaknya dapat dirasakan oleh para stakeholder yang ada dipasar tersebut.
Kata Kunci : Pasar, Pasar Modern, Pasar Tradisional, Pemangku Kepentingan, Stakeholder, Value Flow Mapping, Pemetaan Nilai, Revitalisasi, Store Image.