Buku etnografi komunikasi lebih menarik, jika dilihat dari perspektif bahasa. Bahasa, mendapatkan perluasan mandat kajian dalam berbagai dimensi yang menyertai atau melekat di dalamnya. Memelajari dan meneliti bahasa, tidak mungkin lepas konteks, baik komunikasi, sosial, maupun budaya. Oleh karena itu, bahasa dipahami bukan hanya sebagai instrumen penelitian ilmu lain, tetapi melalui etnografi komunikasi, justru ilmu bahasa memeroleh pengembangan dimensi dalam mendudukan bahasa pada beragam dimensinya. Buku ini ingin meyakinkan bahwa pencangkokan ilmu bahasa dalam komunikasi bukan hanya dapat dimanfaatkan ilmu komunikasi, tetapi justru dalam ilmu asalnya, ilmu bahasa. Dalam rangka memperluas pilihan bacaan bergizi dalam bahasa Indonesia, kehadiran buku ini patut disambut dengan antusiasme tinggi. Pertama, buku ini termasuk buku yang ditunggu-tunggu mahasiswa pascasarjana di Indonesia, khususnya mereka yang tengah memelajari etnografi komunikasi (atau studi komunikasi dan bahasa) karena buku ini dapat dipelajari secara mandiri, lantaran bahasa pengantarnya yang komunikatif, organisasi penyajiannya yang logis, dan contoh-contoh yang digunakannya terasa familiar karena diangkat dari khasanah komunikasi anggota komunitas di Indonesia. Kedua, berbagai paparan konsep dan contoh-contoh ilustrasi akan terasa relevan dengan kebutuhan pembaca (mahasiswa) di Indonesia, karena memang di desain khusus untuk memenuhi keperluan pembelajaran tentang etnografi komunikasi. Selain itu, dipaparkan pula berbagai wilayah riset yang masih perlu dijelajahi dan berbagai topik yang pantas untuk dijadikan projek penelitian dalam penuntasan studinya di jenjang doktor (S3), magister (S2), dan bahkan mungkin dalam skripsi jenjang S1. Prof. Bachrudin Musthafa, PhD. Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Salah satu kekuatan buku ini terletak pada fondasi teori yang dirujuk dikaitkan dengan nalar empirik yang diperoleh penulis dari hasil olah rasa dan olah pikir dari serangkaian pengalaman emiprisnya dalam bidang kebahasaan. Hal ini disebabkan posisi penulis bukan hanya sebagai pengajar dan peneliti, akan tetapi praktisi juga konsultan kebahasaan. Oleh karenanya, buku ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi mahasiswa, peneliti, praktisi, pegiat, dan pemerhati komunikasi dan kebahasaan.