Seperti kutipan yang telah dilahirkan oleh seorang filsuf terkemuka, "SEJARAH dari semua masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas". Di hari ini perjuangan kelas yang masih sangat terasa terutama di dalam roda perekonomian adalah perjuangan kelas antara kelas proletar atau buruh dengan kelas borjuis atau pemilik modal, pengusaha, serta pemerintah. "Menuju May Day" adalah sebuah karya dokumenter yang menghadirkan suara dari seberang, atau suara yang selama ini kehadirannya dianggap sebelah mata, akan tetapi pada kenyataannya kehadiran mereka menjadi hantu bayang-bayang dari penguasa. Dengan menggunakan metode Direct Cinema, secara non teknis bentuk dokumenter ini lebih mengutamakan pendekatan pembuat film kepada subjek. Kehadiran pembuat film dengan kameranya akan lebih diterima sebagai bagian dari keseharian subjek. Tujuannya agar informasi yang didapat secara spontan dan natural agar menghadirkan kesan intim antara subjek dengan penonton. Secara teknis, kegiatan syuting pun diusahakan tidak tampil menonjol dan dilakukan secara informal dengan teknik handheld tanpa equipment pendukung lainnya. Mengingat perlu beberapa waktu dalam mempersiapkannya sehingga dapat mengakibatkan ketinggalan moment. Selain itu, skenario formal tidak dianggap penting mengingat moment-moment yang didapat mengalir apa adanya dan pembuat film bertindak pasif. Sehingga pada akhirnya “Menuju May Day” mampu menghadirkan suara dari seberang, dengan kegiatan dari serikat buruh yang natural.
Kata Kunci : Film Dokumenter, Perjuangan Kelas, Hari Buruh Internasional, Kelas Pekerja.