Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resolusi konflik pada rencana pembangunan PLTSa di Gedebage dengan menggunakan pendekatan Graph Model for Conflict Resolution (GMCR). Konflik ini dilatarbelakang oleh adanya rencana pemerintah kota Bandung untuk membangun PLTSa dalam mengatasi masalah sampah di kota Bandung. Namun, rencana tersebut belum disetujui oleh berbagai pihak sehingga menghasilkan konflik. Jenis penelitian ini merupakan eksploratori yang dilakukan untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan suatu masalah sehingga dapat membantu memformulasikan masalah secara lebih cepat. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Informan penelitian ini adalah pihak yang terlibat konflik yaitu PT Cempaka Arumpermai Estate, pemerintah kota Bandung, warga Griya Cempaka Arum, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) dan pakar lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi yang akhirnya stabil dan dapat diterima oleh semua pihak yaitu developer berhenti memprovokasi warga untuk menolak PLTSa, pemkot membangun PLTSa, warga Griya Cempaka Arum berhenti demo menolak PLTSa dan melaksanakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), WALHI tidak mengajukan tuntutan penolakan PLTSa ke DPRD dan pakar lingkungan membuka bahaya PLTSa ke media. Namun, untuk menerapkan kondisi tersebut ada beberapa kompensasi yang diterima oleh pihak yang dirugikan yaitu warga GCA dan WALHI. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan Teori Drama agar dapat mempertimbangkan dilem yang terjadi dan SMART (Simple Multiple Attributed Rating Technique) untuk mempermudah penyusunan preferensi masing-masing pihak.
Keywords: GMCR, Konflik, Manajemen Konflik, PLTSa Gedebage