ABSTRAK
Adanya penurunan BI rate merupakan signal yang positif terhadap perekonomian Indonesia. Namun yang terjadi ternyata IHSG mengalami penurunan yang tajam. Hal ini disebabkan oleh persepsi negatif para investor dan keadaan pasar modal Indonesia yang tidak efisien, maka akan menyebabkan banyak terjadi kesalahan penilaian terhadap harga saham. Oleh karena itu sebelum melakukan investasi, para investor harus melakukan valuasi saham. Valuasi saham merupakan proses penentuan berapa harga yang wajar untuk suatu saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valuasi harga saham dengan menggunakan Dividend Discount Model dan Free Cash Flow to Equity Model, perbedaan dan tingkat hubungan antara hasil valuasi masing-masing metode dengan harga saham pada Indeks BISNIS-27 periode 2009-2012.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, tindakan dan korelasional. Populasi pada penelitian ini adalah saham yang termasuk dalam Indeks BISNIS-27 periode 2009-2012. Data yang digunakan dalam peneltian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah uji t dan uji korelasi pearson.
Hasil penelitian ini yang dinilai sama mengalami undervalued oleh metode DDM dan FCFE adalah saham ANTM dan TLKM. Sedangkan yang dinilai sama mengalami overvalued oleh metode DDM dan FCFE adalah saham ASII, SMGR, dan UNTR. Sedangkan saham JSMR dinilai overvalued oleh metode DDM dan dinilai undervalued oleh metode FCFE. Hasil pengujian statistik menggunakan uji t menyatakan bahwa metode DDM dan FCFE tidak memiliki perbedaan terhadap harga saham aktual di bursa dan hasil pengujian uji korelasi pearson yang menyatakan bahwa metode DDM memiliki tingkat hubungan sangat rendah dan positif, sedangkan metode FCFE memiliki tingkat hubungan yang kuat dan negatif.
Kata Kunci : Valuasi saham, Dividend Discount Model, Free Cash Flow to Equity Model, Indeks BISNIS-27.