Perpustakaan merupakan jantung dari sebuah perguruan tinggi. Pustakawan sebagai pengelola perpustakaan memiliki tanggung jawab terhadap informasi yang diterima oleh penggunanya. Mahasiswa merupakan user utama yang memiliki perilaku dinamis karena sangat terbuka dengan pengaruh dari perkembangan teknologi yang terus berkembang, terutama dengan kehadiran internet. Sebagai generasi Z, mahasiswa lahir dan tumbuh dalam tingginya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga sebagian besar kegiatannya tidak dapat lepas dari penggunaan komputer dan internet. Pesatnya perkembangan teknologi informasi melahirkan Generasi Z rentan terhadap komsumsi informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perubahan perilaku pencarian informasi dan perubahan kebutuhan terhadap perpustakaan membuat pustakawan sebagai the guardian of knowledge dituntut memperbaharui perannya. Salah satunya adalah kemampuan mengajak user perpustakaan perguruan tinggi untuk mampu berpikir abstrak, melihat substansi peristiwa, serta cakap dalam melihat hubungan-hubungan peristiwa dalam strukturnya yang tetap, menjadi salah satu derivasi peran seorang pustakawan. “Open Discussion” merupakan kegiatan dari Open Library untuk menyediakan ruang berinteraksi dalam sela-sela kegiatan rutin perpustakaan untuk mengkaji tema secara mendalam. Diskusi terbuka dapat menciptakan masyarakat literer dalam menyikapi perkembangan zaman terutama kebebasan informasi di era internet. Diskusi dua arah menjadi metode dalam mengupas isu secara tematik, agar mahasiswa sebagai generasi Z dapat menganalisa informasi secara komprehensif dan mendalam.
Kata kunci: Perpustakaan, Pustakawan, Masyarakat Literer, Generasi Z, Open Discussion