Tol Cipularang (Cikampek - Purwakarta - Padalarang) meruapakan salah satu ruas
jalan tol yang menghubungkan Kota Jakarta dan Bandung. Tol yang membentang
sepanjang 59 KM ini dikembangkan dan dikelola oleh PT Jasa Marga sebagai perusahaan
penyelenggaraan jalan tol di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, PT
Jasa Marga memiliki sasaran mutu yaitu, lancar, aman, selamat, dan nyaman. Untuk
mewujudkan sasaran mutu tersebut, infrastruktur jalan tol harus berada pada kondisi yang
baik. Oleh karena itu, PT Jasa Marga harus memberikan perhatian yang lebih terhadap
kualitas infrastruktur jalan tol dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada sehingga
sasaran mutu yang ditetapkan tercapai. Untuk mempertahankan kualitas infrastruktur
jalan tol, dibutuhkan pemeliharaan yang baik di berbagai aspek. Tol Cipularang memiliki
7 infrastruktur jalan tol dengan total biaya pemeliharaan selama 3 tahun sebesar Rp
90,204,475,708. Infrastruktur badan jalan memiliki biaya pemeliharaan yang peling besar
yaitu 98.69% dari total biaya yang dikeluarkan. Sehingga badan jalan harus berada pada
kondisi yang baik agar sasaran mutu tercapai.
Saat ini Cabang Tol Cipularang menggunakan Performance-Based Maintenance
Contract (PBMC) untuk melakukan pemeliharaan badan jalan tol. Kontrak pemeliharaan
berdurasi 3 tahun, terdiri atas perbaikan dan pemeliharaan selama 1 tahun dan masa
jaminan performa pekerjaan selama 2 tahun. Kontrak PBMC seharusnya memiliki jangka
waktu yang panjang, 5 tahun atau lebih. Akan tetapi kontraktor belum diyakini mampu
menghitung kebutuhan biaya pada awal kontrak untuk menjamin performansi jalan tol,
terutama kebutuhan biaya pada masa jaminan performasnsi pekerjaan, yang kondisi
badan jalan belum diketahui. Oleh karena itu, Markov Process dan Monte Carlo
Simulation digunakan untuk mengetahui kondisi badan jalan pada tahun yang akan
datang.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan Markov Process, diperoleh
estimasi biaya pemeliharaan selama 5 tahun yaitu, Rp 5,061,332,300. Analisis sensitivitas
dilakukan dengan menggunakan annual average daily traffic (AADT) sebagai distress
factor yang mempengaruhi laju kerusakan badan jalan. Dari hasil perhitungan, didapatkan
pertumbuhan AADT sebesar 5%. Berdasarkan pertumbuhan AADT, estimasi biaya
pemeliharaan selama 5 tahun sebesar Rp 5,721,281,900.
biaya pemeliharaan, Markov Process, Monte Carlo Simulation, AADT