KNOWLEDGE CONVERSION PROSES SURVEI DAN DESIGN PADA PROYEK TITO (TRADE IN TRADE OFF) DI PT INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) MENGGUNAKAN METODE SECI

ERLITA SARININGRUM

Informasi Dasar

130 kali
112080216
011.75
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Proyek TITO merupakan proyek pergantian jaringan telepon kabel tembaga menjadi serat fiber optik yang akan meningkatkan kecepatan akses internet melalui telepon rumah menjadi 10 Mbps—80 Mbps. Konversi knowledge diperlukan untuk mempertahankan aset yang terdapat dalam suatu organisasi dengan cara mendokumentasikan knowledge yang dimiliki oleh pelaku proses bisnis dalam bentuk tacit knowledge menjadi bentuk explicit knowledge, sehingga dapat tersimpan dengan baik dan dapat dengan mudah dipelajari oleh pelaku proses. Pelaku proses survei dinamakan surveyor, sedangkan pelaku proses design dinamakan drafter. Kegiatan survei dan design belum memiliki dokumentasi yang baik dan terdapat beberapa perbedaan alur proses dari setiap surveyor dan drafter. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pengalaman dan kebiasaan dalam melakukan proses survei dan design. Untuk mendapatkan proses bisnis yang seragam dan terdokumentasi dengan baik diperlukan best practice proses survei dan design.

Metode SECI terdiri dari empat tahap knowledge conversion yaitu socialization, externalization, combination, dan internalization. Pada tahap awal dilakukan eksplorasi data dengan karakteristik key person yang memiliki kualitas output, pengalaman dan pemahaman yang baik. Setelah itu, dilakukan dokumentasi hasil wawancara, alur proses bisnis, tacit knowledge dan explicit knowledge. Untuk mendapatkan best practice proses survei dan design yang berupa SOP dan menjadi acuan pengerjaan proses dilakukan perhitungan menggunakan factor rating method. Nilai Wtd terbesar pada proses survei ISP adalah yang dilakukan oleh surveyor ISP 3 dengan nilai 13,017, pada proses survei OSP yang dilakukan oleh surveyor OSP 1 dengan nilai 9,715, pada proses design ISP yang dilakukan oleh drafter ISP 1 dengan nilai 9,868, dan pada proses design OSP yang dilakukan oleh drafter OSP 4 dengan nilai 9,332. Setiap best practice proses tidak sepenuhnya merujuk kepada proses bisnis yang memiliki nilai tertinggi karena belum tentu proses bisnis yang tidak terpilih tidak baik. Maka setiap aktivitas yang terdapat pada proses bisnis akan dikonsultasikan kembali kepada pelaku proses. Tahap akhir yaitu melakukan FGD untuk memperkenalkan best practice proses kepada pelaku proses. Hasil dari FGD yaitu setiap best practice proses dapat diaplikasikan oleh pelaku proses. Standard Operation Procedure (SOP), best practice, survei, design, knowledge conversion.

Subjek

Skripsi
Skripsi, REFERENCE,

Katalog

KNOWLEDGE CONVERSION PROSES SURVEI DAN DESIGN PADA PROYEK TITO (TRADE IN TRADE OFF) DI PT INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) MENGGUNAKAN METODE SECI
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

ERLITA SARININGRUM
Perorangan
AMELIA KURNIAWATI, ST., MT; DEVI PRATAMI, ST
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2012

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini