Industri telepon seluler mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam dua dekade terakhir ini, baik di negara maju atau di negara yang sedang berkembang, termasuk di Indonesia. Namun terkadang tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Ada saatnya telepon seluler tidak mendapatkan sinyal atau mendapatkan kualitas sinyal yang kurang baik. Untuk mengatasi ini bisa saja dipasang BTS baru untuk melayani area tersebut. Namun tentu banyak pertimbangan yang ada, investasi pembangunan BTS tentu tidak sedikit dan faktor ruang dan alam yang ada kalanya tidak mungkin untuk dibangun BTS. Melihat peluang tersebut PT. Telkom bermaksud untuk menyediakan layanan sejenis basis stasiun seluler yang kecil dan memungkinkan operator seluler untuk memperluas jangkauan jaringan nirkabel ke rumah-rumah atau perkantoran yang kurang baik dalam menangkap sinyal yang disebut Femtocell.
Pengujian aspek pasar ditempuh melalui survey, alat penelitian berupa kuesioner guna mengetahui berapa pasar potensial, pasar tersedia dan pasar sasaran dari produk Femtocell serta peramalan data sekunder dari produk Femtocell. Untuk pengujian dari aspek teknis dan financial digunakan data sekunder yang diperoleh dari manajemen PT. Telkom dan dari berbagai sumber lainnya.
Hasil penelitian menunjukan besarnya pasar potensial untuk produk Femtocell adalah 100%, sedangkan pasar tersedianya adalah 16% dan pasar sasarannya adalah 20%.
Hasil perhitungan menurut parameter penilaian investasi; nilai NPV untuk periode 2013-2017 adalah Rp 17. 882.193.453, nilai MARR 20%, nilai IRR 29%, Nilai ARR 36%. Nilai NPV > 0, nilai ARR > 35% dan IRR > MARR (20%). Dari parameter tersebut usaha ini dikatakan layak. Femtocell, survey, NPV, IRR, PBP, ARR, kelayakan