PT Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat terbang. Beberapa jenis program pesawat terbang yang sedang aktif adalah PUMA, CN-235, NC-212 dan Airbus. Untuk melakukan produksinya, diperlukan bermacam tools yang disimpan di gudang tools. Salah satu gudang tools yang melayani proses borrow and return adalah gudang Tools Crib DPM. Tingginya persentase aktivitas non value added di gudang mencapai 80,97 % dari total proses keseluruhan menyebabkan terhambatnya proses pelayanan borrow and return tools ke bagian produksi yaitu sheet metal forming.
Tahap penelitian diawali dengan memetakan seluruh aliran informasi dan item tools yang terjadi pada proses di gudang Tools Crib DPM PT Dirgantara Indonesia dengan menggunakan values stream mapping (VSM). Selanjutnya dibuat pengklasifikasian seluruh aktivitas dengan menggunakan Process Activity Mapping (PAM). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemborosan (waste) berdasarkan kriteria 7 waste dengan menggunakan checklist. Berdasarkan checklist diperoleh jenis pemborosan yang terjadi yaitu waste of waiting, motion, transportation dan overprocessing yang akar penyebab dicari menggunakan fishbone diagram.
Usulan perbaikan berupa Warehouse Slotting, Visual Control, Warehouse Manangement System (WMS), 5S, Work Standarization, Cycle Counting dan KPI Gudang. Dari hasil future state map perancangan usulan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat pemborosan yang terjadi menurun menjadi 64.06% dari total keseluruhan proses yaitu 3.962,89 detik atau 66.05 menit, sedangkan nilai value added pada kondisi future state menjadi 35.94 %. Kata Kunci : Lean Warehousing, Value Stream Mapping, Process Activity Mapping, Checklist, Fishbone Diagram.