Tercatat pada Agustus 2000 market share untuk produk urinal yang dimiliki oleh PT. Surya Toto Indonesia tercatat 43% dari seluruh kebutuhan urinal di Indonesia. Namun seiring perjalanan waktu tren negatif dalam penjualan mulai timbul, hal ini dikarenakan persaingan nasional yang semakin ketat serta ditambah dengan jumlah produk-produk sanitary wares asal China yang melonjak drastis dari 11 ribu ton pada 1999 menjadi 55 ribu ton pada 2005. Sehingga diperlukan sebuah desain dari urinal yang dapat menjawab dari kebutuhan ini agar didapatkan desain urinal yang berkualitas. Selain untuk menjawab kebutuhan dari sisi kualitas desain urinal juga semestinya memperhatikan aspek lingkungan, dimana proses pembuatan dan saat life cyle time tidak menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Green Quality Function Deployment. Metode ini merupakan metode pengembangan dengan menjabarkan kualitas berdasarkan keinginan konsumen dan lingkungan kedalam seluruh proses pengembangan produk.
Berdasarkan hasil pengolahan QFD iterasi I, terdapat 5 karakteristik teknis yang menjadi prioritas dalam pengembangan urinal. Sedangkan dari hasil pengolahan Green House didapatkan 8(delapan) dampak lingkungan yang dijadikan prioritas dalam pengendalian. Adapun aktivitas yang dilakukan adalah program IPAL, Mereduksi pembakaran, dan memilih bahan bakar ramah lingkungan. Berdasarkan kepada hasil pengolahan HOQ iterasi I dan hasil pengolahan Green House maka terpilihlah konsep 1 dimana konsep ini memberi dampak bagi lingkungan sebesar 0.013 okala mpts/1 jam penggunaan. Dengan adanya penggantian bahan pada part p-trap, pipes, electric sensor faucet dengan bahan aluminum dapat mereduksi dampak lingkungan sebesar 30%. Kualitas, Ramah Lingkungan, Green Quality Function Deployment, Green House