DESAIN SERVICE LEVEL AGREEMENT DAN PERBAIKAN PROSES BISNIS PROBLEM HANDLING SPEEDY DI PT. TELKOM KANDATEL BANDUNG

PUTU VIRGATHA CINTYADEWI

Informasi Dasar

112061021
658
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) merupakan perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Sebagai sebuah unit bisnis profesional berbasis customer centric, TELKOM dituntut untuk selalu memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya melalui proses bisnis yang memudahkan dalam perbaikan dan evaluasi terutama pada proses bisnis yang berkaitan langsung dengan pelanggan seperti proses bisnis problem handling Speedy. Proses bisnis problem handling Speedy terdiri dari sub proses bisnis billing complaint handling (penanganan klaim tagihan) dan fault handling (penanganan gangguan) telah memiliki standar waktu yang dijaminkan kepada pelanggan dalam Service Level Guarantee (SLG). Data pencapaian SLG bulan Oktober-November 2009 menunjukkan bahwa pencapaian SLG untuk keseluruhan proses bisnis problem handling belum baik, terutama untuk sub proses bisnis penanganan klaim tagihan yang hanya mencapai angka 75.5%, jauh di bawah angka 90% seperti yang ditargetkan TELKOM. Dengan demikian, perlu dilakukan Business Process Improvement untuk proses bisnis penanganan klaim tagihan dan perumusan Service Level Agreement (SLA) proses bisnis problem handling Speedy mencakup kedua sub proses bisnis tersebut. Dengan adanya SLA, evaluasi terhadap waktu penyelesaian sebuah proses tidak hanya dilihat secara keseluruhan tetapi dilihat secara lebih detail untuk setiap unit terkait dan aktivitas yang dilakukan. Selain itu, SLA juga berfungsi sebagai alat ukur dan kontrol terhadap proses bisnis yang bersangkutan sehingga memudahkan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap proses bisnis.
Tahap pertama yang dilakukan dalam desain Service Level Agreement menggunakan SLA Process Flows adalah identifikasi dan pemahaman proses bisnis eksisting. Hal ini dilakukan untuk mengetahui alur kerja proses bisnis eksisting. Setelah itu menentukan isi dan batasan SLA dan kriteria evaluasinya, karena SLA pada dasarnya adalah kesepakatan antara pelaku proses dalam proses bisnis itu sendiri.
Desain SLA proses bisnis penanganan gangguan dibagi menjadi dua jenis yaitu dokumen kontrol Service Level Agreement dan Service Level Agreement per aktivitas. Dokumen kontrol Service Level Agreement adalah SLA keseluruhan dari proses bisnis problem handling Speedy yang merupakan kesepakatan antara penanggung jawab setiap aktivitas dalam proses bisnis penanganan gangguan. Dokumen kontrol ini memuat deskripsi layanan, peserta kerjasama, cakupan layanan (waktu layanan, kondisi layanan, kualitas layanan), report layanan dan dokumentasi, perubahan pada perjanjian layanan, evaluasi level layanan, dan penalti atau hukuman jika terjadi pelanggaran terhadap SLA. Sedangkan SLA per aktivitas dibuat per bagian agar memudahkan melakukan evaluasi dan kontrol performansi terhadap masing-masing bagian. SLA per aktivitas ini memuat bagian yang melakukan aktivitas tersebut, aktivitas apa saja yang dikerjakan, waktu penyelesaian setiap aktivitas, catatan (detail aktivitas apa saja yang sudah dilakukan), dan waktu maksimum aktivitas tersebut. SLA per aktivitas ini akan dimasukkan ke aplikasi penanganan gangguan dan penanganan klaim tagihan, sehingga report dari SLA per aktivitas dapat dijadikan acuan dalam evaluasi Service Level Agreement selanjutnya. Service Level Agreement, SLG, Business Process Improvement

Subjek

BUSINESS PROCESS
 

Katalog

DESAIN SERVICE LEVEL AGREEMENT DAN PERBAIKAN PROSES BISNIS PROBLEM HANDLING SPEEDY DI PT. TELKOM KANDATEL BANDUNG
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

PUTU VIRGATHA CINTYADEWI
Perorangan
SRI WIDANINGRUM, IR., MT.; IR. SUARJAYA ALIT MANDALA, MT.
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2010

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini