Rumah Sakit Daerah Sidoarjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah kota
Sidoarjo yang berdiri sejak tahun 1972. Berdasarkan keputusan Bupati Sidoarjo Nomor :
188/229/404.1.1..2/2008 tanggal 8 September 2008 tentang Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Sidoarjo Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, sejak 1 Januari 2009 Rumah Sakit Daerah
Kabupaten Sidoarjo menerapkan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah atau
BLUD. Dengan penunjukkan ini, maka RSD Sidoarjo harus dapat meningkatkan kualitas dari
kinerja layanannya.
Dalam usaha melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas perusahaan, RSD
Sidoarjo perlu melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan. Pada saat ini RSD
Sidoarjo telah melakukan pengukuran dengan memandang dari aspek finansial dan standar
mutu pelayanan rumah sakit seperti Bed Occupancy Rate (BOR), Bed Turn Over (BTO),
Average Length of Stay (ALOS), Turn Over Interval (TOI), Gross Death Rate (GDR) dan Net
Death Rate (NDR) dianggap belum cukup baik untuk menggambarkan performansi sebuah
rumah sakit.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja RSD Sidoarjo
dengan menggunakan metode yang dapat mengintegrasikan seluruh aspek yang terkait dalam
perusahaan yaitu metode Balanced Scorecard. Metode ini mengukur kinerja perusahaan
berdasarkan empat perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan sehingga dapat diperoleh pencapaian tujuan perusahaan yang
lebih efektif dan terintegrasi.
Proses pengukuran performansi RSD Sidoarjo diawali dengan penjabaran visi, misi
dan strategi rumah sakit kedalam sasaran strategis, faktor kritis penentu sukses serta indikator
keberhasilan rumah sakit. Proses selanjutnya yaitu pembobotan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) kemudian proses terakhir yaitu pengukuran performansi
RSD Sidoarjo.
Evaluasi performansi RSD Sidoarjo menghasilkan 24 buah indikator keberhasilan
yang berpengaruh terhadap performansi rumah sakit. Besarnya pengaruh indikator
keberhasilan rumah sakit bergantung pada besarnya bobot indikator. Sedangkan dari
pembobotan dengan metode AHP didapatkan bahwa perspektif yang memiliki bobot tertinggi
adalah perpektif pelanggan sebesar (29,730%), kemudian disusul oleh perspektif finansial
sebesar (26,928%), perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebesar (23,599%), dan
perspektif proses bisnis internal sebesar (19,742%).
Pengukuran kinerja keseluruhan dilakukan dengan menghitung nilai kinerja tiap
perspektif. Dimana nilai kinerja RSD Sidoarjo secara keseluruhan untuk tahun 2009 yaitu
4,31415 dengan kategori penilaian Baik. balanced scorecard, Analisis hirarki proses