PT. RMA merupakan perusahaan yang berada pada ruang lingkup penyediaan jasa dalam bidang informasi dan telekomunikasi. Selama perjalanannya sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi, P.T. RMA selalu menangani proyek – proyek baik itu proyek pembuatan prengkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware). Salah satu proyek yang ditangani oleh PT. RMA adalah proyek pembuatan Sistem Pengelolaan Frekuensi Radio (yang selanjutnya disingkat SPFR) yang merupakan proyek milik P.T Komunikasi Maju. Selama proyek berlangsung evaluasi proyek yang dilakukan oleh P.T RMA masih dinilai kurang. Antara Gantt Chart, jaringan kerja, serta rincian biayanya pun tidak terlalu terlihat jelas keterkaitannya.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek adalah meode analisis performansi. Metode ini menggunakan konsep nilai hasil dalam implementasinya. Indikator dari konsep nilai hasil adalah BCWS (Budget Cost of Work Scheduled), ACWP (Actual Cost of Work Performance), dan BCWP (Budget Cost of Work Performance). Berdasarkan indikator-indikator tersebut akan didapatkan variansi biaya (CV), variansi jadwal (SV), indeks performansi biaya (CPI) dan indeks performansi jadwal (SPI).
Berdasarkan kontrak yang telah disepakati antara P.T RMA dan P.T Komunikasi Maju, anggaran biaya untuk proyek pembangunan infrastruktur SPFR tahap I ini adalah sebesar Rp 34.998.700.000,- dengan waktu pelaksanaan adalah 203 hari kalender. Sedangkan anggaran biaya pelaksanaan yang dibuat P.T RMA sendiri adalah sebesar Rp 28.283.633.685. Hal ini dilakukan agar didapat kontribusi margin. Dari perbandingan antara anggaran biaya yang dibuat P.T Komunikasi Maju dengan anggaran biaya pelaksanaa didapat kontribusi margin sebesar 18,82%.
Realisasi waktu proyek secara keseluruhan dimulai dan diakhiri tepat waktu. Walaupun terjadi keterlambatan pada kegiatan pengadaan perangkat local, pengadaan perangkat import, pelatihan di dalam negeri, FAT (Final Acceptance Test). Keterlambatan dapat diatasi dengan memadatkan jadwal pada kegiatan yang lain yaitu instalasi perangkat local, pengadaan prasarana, instalasi perangkat import, tes dan commissioning.
Nilai total akumulasi BCWS, ACWP dan BCWP adalah masing-masing Rp. 25.860.186.020, Rp. 25.209.038.475, Rp 25.362.636.952. Berdasarkan nilai-nilai BCWS, ACWP, BCWP didapatlah nilai SPI dan CPI yang kemudian digambarkan dalam bentuk kuadran performansi. Secara keseluruhan performansi proyek terletak pada kuadran marginal sebelah kanan bawah, berhimpitan pada kuadran good. Hal ini menunjukan pengeluaran biaya pada pelaksanaan proyek lebih murah dari yang dianggarkan namun pelaksanaan dari segi jadwal sering terjadi keterlambatan. proyek, evaluasi, performansi, konsep nilai hasil