Pasar selular di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hampir seluruh kalangan baik dari generasi muda maupun tua, menjadi bagian dari konsumen telepon selular/telepon genggam. Kalangan penyandang cacat mata pun memegang andil dalam pertumbuhan jumlah konsumen tersebut. Penyandang cacat mata atau yang biasa disebut tuna netra, memerlukan suatu teknologi pembantu agar dalam penggunaan telepon genggam menjadi lebih mudah. Teknologi tersebut adalah screen reader yaitu teknologi yang mampu membaca layar. Screen reader yang digunakan dalam telepon genggam yaitu Talks.
Meskipun saat ini telah ada teknologi yang membantu dalam membaca layar, tuna netra masih sering menemui kendala dalam penggunaan telepon genggam. Hal ini dikarenakan belum adanya telepon genggam khusus yang diproduksi untuk tuna netra. Maka dari itu diperlukan penelitian untuk menentukan atribut-atribut utama dalam rancangan telepon genggam yang sesuai dengan kebutuhan tuna netra.
Mengingat metode Quality Function Deployment berorientasi pada kepentingan pelanggan, maka metode tersebut cocok digunakan dalam mengidentifikasi atribut-atribut utama telepon genggam berdasarkan sudut pandang tuna netra.
Didapatkan delapan atribut utama yang mempengaruhi tingkat kepuasan para penyandang tuna netra terhadap telepon genggam. Kedelapan atribut tersebut yaitu posisi tombol, jumlah tombol, bentuk tombol, dimensi telepon genggam, berat telepon genggam, kemudahan pemahaman cara pakai, kecepatan suara, dan kejelasan suara.
Kedelapan atribut tersebut dipenuhi secara teknis dengan tiga belas karakteristik yaitu tombol volume, tombol navigasi, tombol menu, letak keypad, tombol yes/no, shortcut, keypad, titik referensi, kisaran dimensi handset, kisaran berat handset, fasilitas file audio penjelasan cara pakai, fasilitas pengaturan kecepatan, dan tersedianya Talks 4. Screen Reader, Talks, tuna netra, atribut, karakteristik teknis