Perubahan status dari Sekolah Standar Nasional menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional, membawa perubahan baru bagi pihak SMP Negeri 1 Limboto. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2007, tahapan penyelenggaraan SBI
dimulai pada fase rintisan terlebih dahulu, selanjutnya menuju fase kemandirian. Saat ini,
SMP Negeri 1 Limboto sedang berada pada fase rintisan, dimana salah satu bentuk
pembinaannya adalah peningkatan kemampuan SDM sekolah. Untuk dapat mewujudkan
output dan outcomes yang sesuai dengan tujuan RSBI maka salah satu elemen penting
yang harus diperhatikan adalah tenaga pendidik atau guru. Untuk dapat meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan para tenaga pendidik dalam memberikan materi, maka
perlu diketahui terlebih dahulu kompetensi guru di SMP Negeri 1 Limboto saat ini.
Berdasarkan model kompetensi generik Helping & Human Service Workers dari Spencer
& Spencer ada 14 kompetensi yang menjadikan seseorang sukses dalam pekerjaannya
termasuk pekerjaan sebagai guru. Kompetensi tersebut adalah Initiative (INT),
Interpersonal Understanding (IU), Customer Service Orientation (CSO), Impact and
Influence (IMP), Developing Others (DEV), Directivenes (DIR ), Team work (TW),
Analytical Thinking (AT ), Conceptual Thinking (CT), Self-Confidence (SCF), Flexibility
(FLX), Organization Commitment (OC), Expertise (EXP), Self-Control (SCT).
Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran kompetensi guru dengan menggunakan
indikator perilaku yang tercantum dalam model kompetensi Spencer & Spencer sebagai
alat ukurnya yang kemudian dituangkan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner diberikan
kepada guru yang menjadi sampel penelitian yaitu guru tetap di SMP Negeri 1 Limboto.
Dari hasil penelitian dapat diketahui level kompetensi untuk masing-masing individudan
tingkat gap yang terjadi pada masing-masing individu. Untuk kompetensi Intitiative
(INT), Interpersonal Understanding (IU), Impacat & Influence (IMP), Develophing
Others (DEV), Team Work (TW), Analytical Thinking (AT), Conceptual Thinking (CT),
Self-Confidence (SCF), Flexibility (FLX), Organizational Commitment (OC), dan Self-
Control (SC), tingkat gap yang terjadi sebagian besar berada pada tingkat rendah yaitu
sekitar (-2) sampai (-1). Sedangkan untuk kompetensi Customer Service Orientation
(CSO) tingkat gapnya menyebar, untuk kompetensi Directiveness (DIR) tingkat gapnya
sebagian besar berada pada tingkat sedang yaitu antara (-4) sampai (-3), dan untuk
kompetensi Expertise (EXP) tingkat gapnya adalah nol atau tidak terdapat gap sama
sekali.
Usulan yang diberikan antara lain : model Learning Organization, model Benchmarking,
model pelatihan Computer - and Interactive Video-Assisted Training, Achievement
Motivation Training (AMT), pelatihan mengenai keterampilan Interpersonal, keterampilan
berkomunikasi, konsep belajar, psikologi pendidikan, teori psikologi belajar, modelmodel
pembelajaran, psikologi pendidikan, metode-metode pembelajaran, teori motivasi.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kompetensi yang
dimiliki oleh guru SMP Negeri 1 Limboto saat ini sehingga dapat menjadi bahan
masukan baik bagi pihak sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi
para gurunya, dalam upaya mempersiapkan diri menuju Sekolah Bertaraf Internasional
nanti pada tahun 2013.
Kompetensi Spencer & Spencer, guru, program pelatihan dan