Perusahaan Fruit Candy Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang
bergerak dalam bidang produksi kembang gula. Perusahaan Fruit Candy Indonesia
telah menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) melalui kegiatan
preventive maintenance. Namun kenyataannya di lapangan masih terdapat banyak
kendala yang membutuhkan breakdown maintenance. Hal tersebut membuat
terhambat jalannya proses produksi dan kinerja mesin menjadi kurang optimal.
Untuk menjaga kelancaran proses produksi maka perlu meningkatkan performansi
mesin dengan melakukan pengukuran Overall Equipment Effectiveness (OEE).
OEE adalah metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan.
Perhitungan OEE dilakukan pada lini produksi permen X di Perusahaan Fruit Candy
Indonesia. Untuk menentukan mesin mana saja yang akan dihitung nilai OEE-nya pada lini
produksi permen X maka digunakan cost of unreliability (COUR). Dari hasil COUR
didapatkan mesin exterior cooker, BUSS interior cooker, forming line H, forming line C,
coating 1, dan coating 2. Kemudian dihitung nilai OEE untuk tiap mesin tersebut.
Berikut ini merupakan hasil dari COUR dan OEE:
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa semakin besar nilai COUR maka
nilai OEE-nya semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai COUR
maka semakin besar nilai OEE-nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
COUR sesuai dengan hasil OEE.
Nilai OEE pada lini produksi permen X adalah 47.13%. Nilai tersebut
sangat jauh dari kriteria yang ditetapkan JIPM yaitu 85%. Faktor yang
menyebabkan nilai OEE rendah adalah performance rate. Performance rate rendah
dikarenakan nilai actual output lebih kecil dari nilai operating time. Sehingga
perusahaan perlu melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan nilai
performance rate diantaranya dengan meningkatkan utilitas mesin sehingga mesin
dapat bekerja lebih cepat dan dapat menghasilkan produk yang baik serta
meningkatkan skill operator dengan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi operator.
Cost of Unreliability, Overall Equipment Effectiveness