E-learning sebagai sebuah solusi pembelajaran yang efektif yang memanfaatkan teknologi informasi di bidang pendidikan dan keberadaannya didukung oleh pemerintah. Dukungan dari pemerintah dengan diterbitkannya SK Mendiknas tahun 2001 dan tercantum di dalam pasal 31 UU No. 20 tahun 2003. Selain itu, e-learning juga merupakan kunci utama sarana belajar untuk meningkatkan kompetensi. Seperti halnya IT Telkom, perguruan tinggi yang bergerak di bidang telekomunikasi akan menerapkan e-learning sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi dan mewujudkan visi yang menjadikan kampus berkelas internasional. IT Telkom perlu mengidentifikasi kesiapan implementasi e-learning sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Analisis kesiapan dilakukan dengan menentukan indikator kesiapan e-learning berdasarkan faktor resource, education, dan environment. Kemudian tingkat kesiapan e-learning di IT Telkom dilakukan dengan 2 pengukuran, yaitu pengukuran AHP dan pengukuran Aydin dan Tasci (2005). Kedua pengukuran tersebut melibatkan persepsi responden untuk mengetahui kesiapan e-learning. Pengukuran AHP di dalam penelitian ini dengan melibatkan para ahli untuk membantu memberikan penilaian kesiapan e-learning berdasarkan performansi kesiapannya. Kemudian, perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan oleh IT Telkom, di analisis melalui dominasi yang mendukung kesiapan e-learning dari masing-masing faktor baik dominasi yang paling tinggi maupun dominasi yang paling kecil.
Berdasarkan pada pengolahan data yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tingkat kesiapan e-learning di IT Telkom berdasarkan faktor resource, education, dan environment masuk pada kategori siap dengan sedikit perbaikan.
kesiapan e-learning, kesiapan resource, kesiapan education, dan kesiapan environment.