Pemasaran merupakan sebuah proses yang sangat menentukan didalam suatu
perusahaan. Sebuah perusahaan akan menjadi maju dan tetap eksis dalam persaingan industri
apabila perusahaan tersebut mampu melakukan proses pemasaran terhadap produk yang
dimilikinya dengan baik. Untuk dapat melakukan proses pemasaran dengan baik maka perlu
didapatkan informasi mengenai pasar secara lengkap, karena dengan adanya dukungan
informasi mengenai pasar maka proses pemasaran dapat dilakukan secara efektif. Didalam
penentuan pengambilan keputusan untuk pengembangan layanan perlu adanya data-data dan
informasi yang akurat mengenai kondisi wilayah pasar suatu produk. Selain itu perlu juga
alat bantu yang efektif untuk mengolah data-data tersebut sehingga dihasilkan suatu
informasi mengenai kondisi potensialitas suatu wilayah yang masuk dalam target pemasaran
perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu tools yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah ini adalah Sistem
Informasi Geografis atau biasa disebut GIS (Geographic Information System). GIS
merupakan tool yang dapat mengumpulkan, menyimpan, mengintegrasikan, mengolah, dan
menganalisis objek-objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik
yang penting atau kritis untuk dianalisis (Aronof, 1989). Selain itu GIS bisa menyampaikan
informasi dalam bentuk peta tematik sehingga kondisi potensial tidaknya suatu wilayah atau
daerah bisa disajikan dalam bentuk visualisasi peta tematik sehingga hal ini bisa
mempermudah user dalam memahami informasi yang disampaikan.
Untuk memperoleh keputusan mengenai status potensial suatu wilayah masuk dalam
kategori potensial tinggi, manengah, atau rendah perlu dihitung nilai potensial wilayah
tersebut. Untuk menghitung nilai potensial suatu wilayah perlu ditetapkan batas dan bobot
potensial tiap faktor. Faktor-faktor yang digunakan untuk menentukan status potensial
diantaranya: (1) Tingkat keminatan, (2) Daya beli pengguna internet. Status dan ranking nilai
potensial ditentukan melalui beberapa tahap perhitungan yaitu: (1)menentukan nilai potensial
tiap faktor dengan membandingkan data tiap faktor dengan nilai batas potensialitas,(2)
menentukan nilai potensial wilayah, dengan mengalikan nilai bobot faktor potensial dan data
nilai potensial tiap faktor kemudian dijumlahkan,(3) penentuan status potensial dan ranking,
dengan cara membandingkan bobot nilai potensial wilayah yang dimiliki serta membagi nilai
potensial wilayah dengan kuartil. Sehingga keluaran dari sistem informasi geografis ini
adalah suatu informasi mengenai tingkat potensialitas wilayah dan karakteristik dari wilayah
tersebut hingga wilayah RW dari masing-masing kelurahan.
Perhitungan segmentasi pasar dari pengguna internet di wilayah kecamatan Coblong
terbentuk menjadi dua jenis, yaitu: (1) segmen dengan karakteristik keminatan karena
manfaat jaringan, cara akses saat ini adalah dengan free Wi-Fi dan modem 3G, daya beli
akses internet minimal Rp.50.000-Rp.100.000 per bulan, dan durasi akses 1-2jam setiap kali
akses dalam satu minggu, (2) segmen dengan karakteristik keminatan karena manfaat
jaringan dan harga, cara akses saat ini adalah ISP tetap dan warnet, daya beli akses internet
minimal Rp.100-Rp.200.000 perbulan, durasi tiap akses 2-3jam per minggunya ,berminat
dengan adanya layanan tambahan jaringan.
Untuk target pasar sepenuhnya merupakan keputusan perusahaan, dengan melihat
dari kemampuan perusahaan dan keputusan perusahaan, peneliti hanya memberikan analisis
usulan target pasar sesuai dengan pertimbangan literature, dan karakteristik dari Rt-Rw-Net.
Sehingga penelitian ini memberikan gambaran potensi pasar, segmentasi pasar yang
terbentuk, dan rekomendasi target pasar. Untuk penentuan strategi pemasaran sepenuhnya
dikembalikan pada kebijakan perusahaan.
riset pemasaran, sistem informasi geografis