Telkom R&D Center merupakan salah satu unit bisnis pendukung PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
yang secara struktural bertanggung jawab langsung kepada Direktur Network & Solution. Sejalan
dengan perubahan pengorganisasian bisnis menuju pada model customer centric organization, fungsi
riset dan pengembangan perusahaan lebih diberdayakan. Ketidakteraturan proses bisnis yang ada saat
ini yang tampak pada masih terjadinya bottleneck dan waktu proses yang cukup lama. Hal ini dalam
jangka waktu tertentu akan berdampak pada lemahnya performansi perusahaan, akibat kesalahan yang
terjadi disana-sini. Selain itu perbaikan yang berkelanjutan, termasuk perbaikan proses bisnis
perusahaan, diharapkan Telkom R&D Center dapat mengikuti trend perkembangan dunia
telekomunikasi.
Perbaikan proses bisnis di suatu perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satu
metode yang banyak digunakan yaitu melakukan perbaikan proses bisnis yang ada dengan melakukan
peningkatan (improvement) di beberapa bagian tertentu secara bertahap dan continue, atau sering
disebut dengan Business Process Improvement (BPI). BPI memberikan suatu sistem yang akan
membantu dalam proses penyederhanaan (streamlining) proses-proses bisnis, dengan memberi
jaminan bahwa pelanggan internal dan eksternal dari organisasi akan mendapatkan output yang jauh
lebih baik.
Untuk merancang proses bisnis yang baik dan sistematis tentunya dibutuhkan suatu standar yang baku
agar memudahkan dalam hal evaluasi dan perbaikan. TeleManagement Forum (TMF) sebagai
konsorsium netral berskala internasional mengembangkan kerangka proses bisnis enhanced Telecom
Operations Map (eTOM) sebagai sebuah standard sistematis dan terbuka bagi industri jasa khususnya
telekomunikasi dan telah diakui oleh ITU-T. Kerangka kerja eTOM memungkinkan perusahaan
seperti perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi untuk mensinergikan proses,
organisasi, dan teknologi informasi.
Desain ulang proses bisnis Telkom R&D Center dilakukan berdasarkan analisis dan perbaikan
terhadap proses bisnis eksisting yang ditunjang dengan hasil dari simulasi proses bisnis tersebut.
Desain ulang dilakukan pada proses bisnis eksisting yang tergolong pada proses kritis. Pada perbaikan
dan simulasi terjadi peningkatan efisiensi pada proses bisnis tersebut, diantaranya: proses bisnis
functional plan sebesar 32,96%, rencana kerja manajerial sebesar 30,28%, kontrak manajemen sebesar
17,79%, user care sebesar 43,80%, procurement sebesar 27,72%, dan infrastructure development
sebesar 66,19%.
Business Process Improvement, enhanced Telecom Operation Map, waktu proses.