PT. Pertamina Unit Pengolahan IV merupakan salah satu unit produksi yang dimiliki oleh PT Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BBM dan non BBM. Pada PT. Pertamina Unit Pengolahan IV memiliki unit Platformer I yang ditujukan untuk menghasilkan premium. Untuk menjalankan proses produksinya, unit ini didukung oleh enam buah pompa berstatus essential dan satu pompa berstatus operating. Kerusakan komponen yang sering terjadi pada unit ini adalah kerusakan bearing. Dalam pengadaan komponen bearing, kebijakan yang diterapkan adalah pengadaan secara langsung. Hal ini akan menyebabkan perusahaan menanggung resiko apabila pompa yang digunakan mengalami kegagalan, sehingga menyebabkan proses produksi terganggu. Dengan semakin banyaknya varian tipe bearing yang terpasang dan juga harga bearing yang berbeda-beda, akan membuat kemungkinan terhambatnya proses produksi karena kegagalan bearing menjadi semakin besar. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pengadaan yang memberikan optimasi ongkos kombinasi dan ongkos resiko dengan probabilitas terpenuhinya kebutuhan bearing.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan, diawali dengan pencatatan waktu antar kegagalan pompa karena kegagalan bearing di Unit Platformer I. Dari data waktu antar kegagalan ini akan dapat diketahui distribusi waktu antar kegagalan yang berfungsi untuk pendekatan kebutuhan rata-rata bearing tiap tahunnya. Data yang diperlukan selanjutnya adalah data harga bearing masing-masing tipe. Dari data kebutuhan rata-rata dan harga akan didapatkan probability assurance dan marginal assurance. Dari probability assurance dan marginal assurance ini lah akan diperoleh perhitungan optimasi jumlah spare part yang optimalnya.
Pemilihan periode optimal didapatkan dari periode yang mempunyai total biaya inventori yang paling kecil. Periode yang dipilih adalah pengadaan 1 periode dalam setahun, dengan total biaya inventori sebesar Rp 45.823.350 dan dengan kombinasi bearing kombinasi optimalnya untuk bearing SKF 7313 BECBM, bearing SKF 6312 Z, bearing SKF 7311 BECBM, bearing SKF 6213, bearing SKF 6210 bearing SKF 5309 berturut-turut adalah 10, 10, 6, 4, 4, 4 dengan tingkat assurance level sebesar 97,90%. Sedangkan untuk perbandingan kebijakan pengadaan usulan dan eksisting didapatkan kebijakan yang optimalnya adalah kebijakan usulan dengan total biaya Rp 53.329.606.
Usulan dari penelitian adalah penggunaan metode marginal assurance sebagai metode pengadaan perusahaan. Karena metode marginal assurance, titik optimasi kebutuhan diperoleh dari perhitungan tiga elemen penting yaitu tingkat pemenuhan kebutuhan spare part, biaya inventori, dan ongkos resiko. Optimasi Pengadaan Sparepart, Reliability, Marginal Assurance