Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah perusahaan yang bergerak di bidang
ketenagalistrikan di Indonesia. Setelah melalui beberapa proses, akhirnya pada tahun 1994
status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Untuk
mengembangkan kemampuan usaha, PLN melakukan penambahan sarana penyediaan tenaga
listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber. Mulai tahun 1992 PLN memanfaatkan
pendanaan dari Pasar Modal dengan menerbitkan obligasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan pengukuran kinerja keuangan perusahaan PT PLN (Persero) menggunakan
analisis Economic Value Added (EVA) dan memberikan rekomendasi kepada perusahaan dari
hasil pengukuran EVA.
Metode pengukuran yang akan dikembangkan adalah EVA, yaitu nilai dari keuntungan
dikurangi biaya modal. Pengukuran EVA dapat berdiri sendiri tanpa dilakukan perbandingan
dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sejenis. Biaya modal saham yang
diperoleh perusahaan tidak seperti biasanya, yaitu bukan go public. Di dalam perhitungan ini
menggunakan banyak sekali modifikasi dari beberapa metode yang lain diakibatkan karena
status perusahaan belum go public, diantaranya adalah pendekatan Gordon Model pada
perhitungan biaya modal saham dengan asumsi Dt diasumsikan sebagai nilai obligasi yang
diharapkan, P0 diasumsikan sebagai total equity, g ( laju pertumbuhan dividend ) diasumsikan
sebagai laju pertumbuhan obligasi. Obligasi adalah dokumen bermeterai yang menyatakan
bahwa penerbitnya akan membayar kembali utang pokoknya pada waktu tertentu, dan secara
berkala akan membayar kupon kepada pemegang obligasi; biasanya, obligasi diikat dengan
suatu jaminan yang dapat dijual untuk melunasi klaim jika emiten gagal membayar kupon dan
pokok pada saat jatuh tempo.
Perhitungan EVA = ( laba sebelum pajak + beban bunga ) – (tingkat pajak perusahaan
x laba sebelum pajak dan bunga ) – ongkos modal tertimbang. Hasil perhitungan ini
menunjukkan bahwa EVA yang diperoleh perusahaan adalah :
Tahun EVA
2004 (2,021,007,898,347) Rp
2005 (5,705,574,765,798) Rp
2006 (8,640,523,025,426) Rp
2007 (10,296,167,488,575) Rp
Pengembangan pengukuran kinerja keuangan perusahaan PT PLN (Persero)
menggunakan analisis Economic Value Added (EVA) yaitu dengan menggunakan Model
Gordon pada perhitungan, sehingga:
a. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa EVA < 0
b. Faktor terbesar adalah biaya operasional pada bahan bakar, pembangkit listrik, dan
pemeliharaan.
Rekomendasi kepada perusahaan dari hasil pengukuran EVA adalah meningkatkan
laba perusahaan sehingga dapat menutupi biaya modal dengan cara :
a. Mengganti pembangkit bahan bakar (PLTD) menjadi PLTU batubara.
b. Menyertakan hasil EVA beserta unsur-unsurnya ke dalam laporan tahunan perusahaan. Economic Value Added,WACC.