PT.Telkomsel adalah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi dengan
memiliki 51,3 juta pelanggan yang secara statistik mengambil pangsa pasar untuk industri
telekomunikasi seluler sebesar 51%. Untuk itulah PT. Telkomsel Jakarta khususnya,
mempunyai suatu departemen maintenance yang berfungsi untuk menjaga keandalan perangkat
yang digunakan untuk melakukan hubungan telekomunikasi yaitu BTS, agar dapat selalu
berfungsi dengan baik. Yang menjadi masalah penting adalah, jika jumlah BTS yang
mengalami kerusakan lebih besar daripada jumlah site crew yang harus memperbaiki. Hal ini
akan menimbulkan antrian perbaikan yang akan menyebabkan unneccessary additional
downtime yang akan berakibat hilangnya potential revenue bahkan dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan konsumen. Oleh karena itu dibutuhkan metode perawatan BTS yang
efektif dan efisien agar BTS tetap bekerja sesuai dengan fungsinya tetap baik. Dalam hal ini
availability dapat meningkat dengan cara menentukan berapakah jumlah site crew yang
optimal agar terjadi keseimbangan antara sistem yang mengalami kerusakan dengan jumlah site
crew yang tersedia sehingga dapat mempertahankan kondisi BTS tetap baik.
Kebijakan perawatan yang digunakan adalah kebijakan Reliability Centered
Maintenance (RCM). kebijakan perawatan BTS dilakukan analisis secara kualitatif dan
kuantitaf. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunkan metode Reliability Centered
Maintenance (RCM) untuk menentukan preventive maintenance task yang cocok untuk
masing-masing komponen berdasarkan karakteristik reliability-nya . Pada metode RCM
dilakukan beberapa tahap analisis yaitu pemilihan sistem dan pengumpulan informasi, deskripsi
sistem, fungsi dan kegagalan fungsional, failure mode dan kegagalan fungsional, logic tree
analysis dan task selection. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan interval waktu
perawatan pencegahan. Analisis kualitatif pada penelitian ini hanya dilakukan pada komponen
kritis penyusun BTS dan jenis task yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kualitatif.
Sedangkan untuk menentukan jumlah site crew yang optimal digunakan metode Life Cycle
Cost (LCC).
Hasil yang diperoleh dari analisis kualitatif dengan menggunakan metode RCM
terhadap komponen penyusun BTS dalam menentukan kebijakan preventive maintenance
adalah terdapat 11 Condition Directed task, 4 failure finding, 1 Time directed, dan 1 Run to
Failure. Sedangan berdasarkan analisis kualitatif, ditentukan enam komponen terkritis yaitu
Battery, Genset, TXxx, BOIx, VXxx, BB2X. Sedangkan hasil yang diperoleh dari perhitungan
menggunakan metode LCC, didapatkan bahwa jumlah site crew yang optimal adalah M = 5
dengan retirement age n = 8 tahun. Dari usulan ini didapatkan selisih biaya yang dikeluarkan
antara usulan dan eksisting sebesar Rp. 2,495,556,679.59
Diharapkan dengan adanya usulan kebijakan perawatan dan penentuan jumlah site
crew yang optimal, maka PT. Telkomsel sebaiknya mempertimbangkan untuk menetapkan
kebijakan-kebijakan perawatan yang efektif dan efisien serta kebijakan dalam menentukan
jumlah site crew agar tidak terjadi loss of revenue yang begitu besar. perawatan BTS, availability, RCM, LCC