Pada proyek berskala besar tentunya dibutuhkan penunjukan kontraktor utama untuk
pelaksanaan proyek tersebut. Proses penunjukan ini biasanya dilakukan pada akhir tahap
perencanaan dan pengembangan (PP/Definisi) dan diawal tahap implementasi fisik. Setelah
ditunjuk kontraktor utama, terkadang muncul pilihan dari sisi kontraktor utama apakah akan
melaksanakan lingkup kerja ( scope) sendiri atau harus menunjuk sub-kontraktor untuk melakukan
paket-paket kerja tertentu.
Dalam proses pemilihan sub-kontraktor ini tentunya tidak cukup dengan melihat jumlah
penawaran harga yang diajukan oleh sub-kontraktor, tetapi juga memperhatikan kebutuhan lain
dari pihak kontraktor utama. Seperti yang diinginkan oleh PT. Adhi Karya (Persero), Tbk. yang
berperan sebagai kontraktor utama pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung Politeknik
Telkom, dengan memperhatikan kebutuhan yang mengacu pada dokumen kontrak, maka
diperlukan banyak kriteria untuk menentukan sub-kontraktor yang terpercaya sehingga layak
dijadikan rekanan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Dimana kriteria-kriteria tersebut tidak
hanya merupakan persepsi seorang namun dari banyak bagian dari anggota organisasi PT. Adhi
Karya (Persero), Tbk..
Dengan banyaknya persepsi yang harus dipertimbangkan akan mempersulit pengambilan
keputusan untuk menentukan sub-kontraktor yang layak. Metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) mampu menyelesaikan permasalahan dengan multi-kriteria untuk pencapaian suatu
keputusan, dimana prinsip dasar dari metode ini adalah decomposition, comparative judgement ,
synthesis of priority, logical consistency, dan matriks pairwise.
Dari hasil penelitian ini diperoleh prioritas utama kriteria dalam tiap level pada hirarki
pemilihan sub-kontraktor, yaitu:
a. Level 1 :
Tanggung jawab (58,4 %)
Kompetensi (26,9 %)
Kemampuan kerjasama (14,7 %)
b. Level 2
Adanya legalitas usaha (53,7 %);
Kondisi finansial (46,7 %)
Kedua kriteria memiliki bobot sama besar, yaitu 14,7 %.
c. Level 3
Perusahaan memiliki Surat Izin Usaha (29,4 %)
Terdapat jaminan mutu selama proses pelaksanaan pekerjaan (63,4%)
Kondisi finansial yang stabil (61,9 %)
Keterampilan tenaga teknis yang diikutsertakan (46,9 %)Terdapat jaminan garansi kualitas material (39,3 % ) Kriteria, Sub-kontraktor, Analytic Hierarchy Process (AHP)