Bayi dan balita termasuk pada usia rawan kekurangan gizi dan akan dengan mudah menderita gizi buruk atau kurang. Masalah gizi pada bayi dan balita selain akan menurunkan kesehatan bayi atau balita, hal tersebut juga dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah terjadinya permasalahan gizi pada bayi atau balita di Kota Bandung, Pemerintah telah mengadakan Program rutin yaitu Program Pemantauan Pertumbuhan Balita yang diadakan di setiap Posyandu di Kota Bandung, kegiatannya berupa penimbangan berat setiap balita dan pemberian vitamin A. Selain program rutin tersebut, pemerintah Kota juga mengadakan intervensi atau feedback yang diperlukan dan sesuai dengan kondisi balita pada kecamatan yang merupakan kecamatan rawan gizi. Intervensi atau feedback tersebut diberikan setelah pemerintah Kota mengetahui kondisi suatu kecamatan dari pelaporan tiap bulan yang diberikan, khususnya pada Bulan Penimbangan Balita yaitu Februari dan Agustus. Namun masalah yang terjadi selama ini adalah pemberian intervensi tersebut tidak dapat dengan segera pemerintah Kota lakukan karena setiap bulan penimbangan terjadi keterlambatan pelaporan dari tingkat Posyandu ke tingkat Puskesmas dan dari tingkat Puskesmas ke tingkat Kota. Keterlambatan dialami selama 25-30 hari setiap bulannya, hal ini sangat menghambat proses pemberian intervensi dengan segera untuk pencegahan masalah gizi buruk pada tiap kecamatan dan balita. Sebagai solusi dari kendala tersebut, maka pada tugas akhir ini akan dirancang sebuah sistem informasi berbasis web yang mampu memudahkan dalam pengimputan berat balita dan pengolahan datanya, serta dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan segera.
Proses perancangan sistem informasi diawali dengan melakukan analisis terhadap proses bisnis pemantauan balita eksisting, dari proses ini diperoleh kekurangan dari proses bisnis eksisting. Hasil dari analisis tersebut untuk kemudian dijadikan acuan untuk dapat membuat proses bisnis perbaikan. Data-data yang diperlukan untuk perancangan diperoleh dari Posyandu, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Sistem informasi yang dirancang dapat mengurangi keterlambatan aliran informasi atau pelaporan dari tingkat Posyandu hingga ke Dinas Kesehatan Kota Bandung. Selain itu, sistem informasi ini dapat memudahkan petugas gizi di Posyandu dalam mengolah data dan menginput data berat balita. Dari data yang telah diinput di tingkat Posyandu kemudian sistem dapat mengolahnya hingga menghasilkan laporan-laporan yang berbeda yang diperlukan di tiap tingkat, salah satunya adalah laporan mengenai wilayah rawan dan non rawan gizi yang diperlukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk pertimbangan dalam pemberian intervensi yang dibutuhkan.
Dari hasil penelitan ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Sistem Informasi ini dapat mengurangi keterlambatan pelaporan yang terjadi di tiap tingkat dan dapat memudahkan petugas gizi dalam tugasnya menginput dan melakukan olah data. Selain itu, bagi Pemerintah Kota dapat memberikan alat bantu dalam pengambilan keputusan pemberian intervensi gizi buruk balita.
Sistem Informasi, status gizi balita, rawan gizi