Era globalisasi sekarang ini, merupakan era teknologi dan komunikaasi yang tidak
hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan, namun kini mulai bergeser ke arah gaya hidup.
Persaingan yang semakin ketat dalam bidang telekomunikasi membuat setiap pelaku bisnis
harus jeli melihat celah dan peluang pasar untuk dapat menarik konsumen. Berbagai fitur dan
produk baru diluncurkan oleh para pelaku bisnis untuk bisa mempertahankan konsistensi
perusahaan dalam menghadapi kompetisi yang cukup berat. Hal ini juga mengusik keberadaan
PT. Excelcomindo Pratama sebagai salah satu provider telekomunikasi di Indonesia yang layak
diperhitungkan oleh pesaing lainnya.
Dua tahun terakhir merupakan tahun dimana terjadi perubahan yang cukup signifikan
dibidang telekomunikasi Indonesia. Teknologi generasi ketiga (3G) adalah teknologi yang
sedang marak dibicarakan dan dikembangkan untuk diadaptasi pada sistem telekomunikasi
pendahulunya. Media ini cukup menguntungkan untuk menggelar sebuah layanan, karena
kemampuan akses yang dimiliki cukup tinggi. PT. Excelcomindo Pratama mencoba
mengeluarkan suatu layanan yang berbasiskan teknologi 3G, yang mampu mengakomodasi
kelompok individu maupun organisasi dalam penggunaannya. Adalah Video Conference
berbasis 3G, layanan yang memungkinkan pengguna layanan saling bertatap muka satu sama
lain dalam waktu bersamaan dan dengan maksimal empat pengguna lainnya sekaligus. Sebelum
layanan ini akan diluncurkan, harus diketahui tingkat kelayakannya terlebih dahulu.
Aspek pasar yang diuji pada penelitian ini menggunakan metoda survey, dengan
menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian. Kuesioner digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pasar potensial, pasar tersedia, dan pasar sasaran dari layanan Video onference
berbasis 3G. Aspek teknis dan aspek finansial diuji menggunakan data-data sekunder yang
diperoleh dari PT. Excelcomindo Pratama serta sumber lainnya untuk keakuratannya.
Penelitian ini menghasilkan beberapa point, diantaranya pasar potensial layanan Video
Conference berbasis 3G sebesar 68,75% yang disarikan dari tingkat keminatan responden
terhadap layanan tersebut. Pasar tersedia disaring berdasarkan tingkat kemampuan, akses, dan
daya beli responden terhadap layanan, yaitu sebesar 50,35% dari pasar potensial. Pasar sasaran
yang diperoleh adalah sebesar 10% dari pasar tersedia. Perhitungan finansial memunculkan
beberapa hasil berkaitan dengan kelayakan investasi, diantaranya, nilai NPV sebesar
Rp.3.741.906.846, dengan tingkat bunga IRR 28%, yang lebih besar dari MARR
(MARR=20%), dan pengembalian modal selama 4,19 tahun. Ini membuat layanan Video
Conference berbasis 3G layak untuk dilaksanakan. Penelitian ini menghasilkan beberapa point, diantaranya pasar potensial layanan Video