Program USO mentargetkan bahwa pada tahun 2015, sebanyak 50% penduduk dunia
harus sudah memiliki akses informasi sehingga pada tahun 2025 akan tercipta masyarakat
berbasis informasi (Information based Society). Namun saat ini, masih ada sekitar 47.000 desa
dari total 70.000 desa di seluruh Indonesia yang belum terjangkau layanan telekomunikasi. Hal
ini disebabkan karena perkembangan layanan telepon lebih dikonsentransikan di area perkotaan
dan industri daripada area pedesaan yang mencakup hampir 80% dari keseluruhan wilayah.
Daya beli masyarakat pedesaan yang rendah serta mahalnya investasi pembangunan
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menjadi penyebab terhambatnya
pengembangan komunikasi pedesaan.
Dengan latar belakang permasalahan pedesaan seperti yang telah diuraikan tersebut,
maka diperlukan suatu model bisnis untuk komunikasi pedesaan yang menarik dan sustainable.
Perkembangan terbaru komunikasi didasarkan pada Next Generation Networks (NGN). Agar
NGN ini dapat digunakan untuk komunikasi pedesaan, maka perlu dikembangkan suatu inovasi
yang disebut Rural NGN (R-NGN). Penelitian tugas akhir ini memberikan usulan model bisnis
untuk R-NGN.
Model bisnis dalam tugas akhir ini adalah suatu sistem yang terdiri dari sepuluh
komponen. Komponen tersebut yaitu customer value, revenue source, profit site, scope, price,
connected activities, implementation, cost structure, sustainability dan capabilities. Dengan
mempelajari karakteristik R-NGN serta daerah yang dapat menjadi sasaran R-NGN maka dapat
ditentukan customer value, revenue source, profit site dan scope.Price yang dikenakan untuk
layanan R-NGN adalah tarif yang murah yang dapat dijangkau pelanggan.Implementation dan
connected activities ditentukan berdasarkan customer value. Cost Structure terdiri dari CAPEX
dan OPEX.Sustainability ditentukan dengan kajian kelayakan, jika tidak layak akan
dikembangkan skenario bisnis lain. Capabilities yang harus dimiliki berupa sumberdaya
finansial.
Pelanggan R-NGN daerah Ciwidey adalah masyarakat (rumah tangga), institusi
pemerintahan (pemerintah, sekolah, dan puskesmas), organisasi (kelompok tani), UKM, dan
telecenter. Dengan melihat karakteristik pelanggan, maka customer value difokuskan pada lima
hal yaitu berdasarkan product feature, location, timing, service, dan low cost. Revenue source
berupa layanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yaitu telepon, internet, intranet, lokal web,
messaging, email, dan fax dengan harga yang murah. Profit site menyatakan tekanan kompetisi
yang diterima oleh R-NGN. Sedangkan scope menyatakan jumlah demand atas masing-masing
layanan. Connected activities adalah aktivitas yang perlu dilakukan untuk mendukung
penyelenggaraan R-NGN, yaitu sosialisasi kepada masyarakat desa. Implementation yang
diperhatikan adalah kondisi teknisi yang seorang lulusan STM atau sederajat.
Berdasarkan kajian kelayakan yang dilakukan, skenario bisnis pertama dikatakan tidak
layak secara ekonomis. Sehingga perlu dikembangkan skenario bisnis kedua dengan jalan
memberikan subsidi OPEX sebesar 50 %. Skenario bisnis kedua layak secara ekonomis.
Capability adalah sumberdaya finansial yang dimiliki suatu bisnis. Skenario bisnis kedua
membutuhkan sumberdaya finansial yang lebih kecil.
USO, Model Bisnis, Rural