Seiring cepatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta ditunjang
dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, kebutuhan masyarakat akan layanan internet
tumbuh semakin besar. Hal ini dapat dilihat dari terus meningkatnya pengeluaran dana
perusahaan untuk intenet di indonesia yang besarnya rata-rata 11% tiap tahun dengan prediksi
pengeluaran dana perusahaan di indonesia pada tahun 2008 sebesar 22.186 US$M (IT
Spending di indonesia terbitan IDC tahun 2006). Tidak saja dari segi kuantitas, tapi juga dari
segi kualitas dan keragaman layanan, aplikasi-aplikasi yang membutuhkan bandwidth yang
tinggi untuk transfer data yang cepat dan realtime semakin banyak digunakan. Kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi dengan teknologi pita lebar (broadband). Salah satu teknologi
broadband baru dengan media akses wireless saat ini adalah WiMAX (Worldwide
Interoperability for Microwave Access). Teknologi WiMAX ini menjanjikan data rate dan
throughtput yang tinggi serta radius layanan yang luas. Dengan berbagai kelebihan yang
dimiliki WiMAX dari segi efisiensi, keragaman layanan yang bisa diberikan serta kecepatan
dalam pengembangannya, WiMAX diperkirakan dapat menggantikan teknologi broadband
kabel lain seperti teknologi DSL (Digital Subcriber Line) di masa yang akan datang.
Kelebihan-kelebihan WiMAX ini mendorong P.T Telkomsel, sebagai market leader operator
telekomunikasi seluler di indonesia yang menyediakan juga menyediakan layanan jasa akses
internet lewat layanan Telkomsel Flash dan 3G untuk segmen mobile, untuk
mengimplementasikan teknologi ini sebagai jalan meraih keuntungan dari diperolehnya pasar
internet lewat akses WiMAX.
Untuk menerapkan layanan broadband berbasiskan standar teknologi nirkabel yang
baru ini, sebelumnya perlu dilakukan kajian bisnis yang komprehensif sebelum diluncurkan ke
pasaran. Analisa kelayakan investasi merupakan upaya untuk menentukan apakah bisnis ini
akan tetap dilanjutkan atau tidak, yang ditinjau dari aspek pasar, teknis dan teknologi, serta
financial. Analisa aspek pasar ditempuh melalui survey dengan instrumen penelitian berupa
kuisioner untuk mengetahui profil dan minat konsumen terhadap jasa layanan akses internet
broadband yang diberikan untuk segmen residential dan pengolahan data sekunder berupa
tabel IT Spending di indonesia terbitan IDC (Information data consultant) tahun 2006 untuk
memperoleh pasar pada segmen corporate. Kelayakan investasi dilihat dari aspek financial
rencana investasi jaringan WiMAX di kota Palembang. Aspek financial ini memperhitungkan
besarnya nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period
(PBP).
Berdasarkan hasil pengolahan dan perhitungan dalam penelitian tugas akhir ini
didapatkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 650.025.011, Internal Rate of Return
(IRR) sebesar 26%, dan Payback Period (PBP) sebesar 4,9 tahun. Ini menunjukkan bahwa nilai
komulatif selama periode investasi bila di perhitungkan kedalam nilai uang sekarang pada
tingkat bunga 25% sebesar Rp. 650.025.011 yang berarti investasi ini layak untuk
direalisasikan dengan nilai keuntungan investasi tiap tahunnya sebesar 26% sehingga investasi
penggelaran jaringan WiMAX sebagai penyedia jasa layanan akses internet broadband wireless
di kota Palembang mulai mengalami balik modal pada 4,9 tahun periode masa investasi.
Setelah dilakukan analisis sensitivitas pada variabel-variabel penentu kriteria kelayakan, maka
dapat diketahui analisa kelayakan terhadap kriteria investasi sangat sensitif terhadap perubahan
demand pelanggan segmen perumahan. Penurunan demand pelanggan segmen perumahan
sebesar 4% mulai menyebabkan investasi penggelaran jaringan WiMAX ini sudah tidak layak
lagi untuk direalisasikan. Analisa Kelayakan, WiMAX, Keuangan