Sekarang ini khususnya di Indonesia tengah dikembangkan suatu layanan yang memiliki tingkat fleksibilitas tinggi dan harga yang relatif terjangkau. Layanan ini dinamakan Layanan Push to Talk (PTT). Layanan ini cara kerjanya mirip dengan cara kerja Walkie-Talkie yang telah menggunakan teknologi seluler. Push to Talk merupakan fitur baru pada ponsel / handphone yang memungkinkan komunikasi suara dua arah secara bergantian. Push to Talk menjadi suatu bisnis yang menarik untuk dicermati sekarang ini, terutama oleh para pelaku bisnis telekomunikasi. Di PT Telkom, Program-program investasi CAPEX hanya dapat diproses dan dievaluasi bila didukung dengan rincian List of Project (Lop) dan analisa kelayakan investasinya. Untuk itu, sebelum meluncurkan layanan Push to Talk perlu dilakukan analisis investasi terhadap aspek-aspek yang terlibat didalamnya, khususnya aspek pasar, teknis dan finansial. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yaitu : Mengukur besarnya permintaan (demand) PTT dari masyarakat yang berada di wilayah Bandung dan mengetahui tingkat kelayakan bisnis Push to Talk PT Telkom dari sisi : Pasar, teknis dan finansial.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung dari survey terhadap pelanggan serta data sekunder dari dalam perusahaan maupun dari sumber-sumber yang lain. Pada Studi Kelayakan Bisnis ini, dalam penentuan segmentasi pada aspek pasar menggunakan basis segmentasi tingkat keminatan dan tingkat kesiapan melalui pendekatan apriori. Segmentasi digunakan untuk mengetahui besarnya pasar potensial dan pasar sasaran serta dengan pertimbangan karakteristik pasar digunakan untuk menentukan besarnya pasar yang akan dilayani. Karakteristik teknis, meliputi perangkat jaringan, mekanisme Push to Talk, konfigurasi jaringan telkomFlexi dan Konfigurasi subsystem Push to Talk diperlukan dalam rangka analisis aspek teknis. Jumlah investasi, tingkat suku bunga, modal menjadi pertimbangan dalam analisis finansial berupa kriteria kelayakan investasi yaitu Net Present Value, Internal rate of Return serta Payback Period. Selanjutnya, dari hasil analisis tersebut diatas dilakukan analisis sensitivitas terhadap komponen yang dianggap berpengaruh yaitu komponen biaya investasi, biaya operasional serta pendapatan.
Evaluasi aspek pasar menunjukkan bahwa layanan Push to Talk mempunyai demand yang cukup besar hal ini terlihat dari tingkat keminatan dan kesiapan yang menjadi pasar tersedia sebesar 58,9 % hal ini, menunjukkan layanan ini mampu menghasilkan profit dan menambah pangsa pasar. Penetrasi ditentukan PT Telkom sebesar 10 % dengan pertimbangan dari ketersediaan jaringan, keterbatasan investasi, serta asumsi promosi yang dilakukan pada tahap introduction. Pada evaluasi aspek teknis, server PTT ditambahkan pada jaringan eksisting TelkomFlexi pada PDN yang ada di kota bandung, dan kebutuhan E1 untuk layanan ini dapat ditanggulangi oleh kanal eksisiting. Pada evaluasi aspek finansial, NPV Rp26,775,826,232.90. IRR. 84.53%, PBP 2.27 tahun dan pada analisis sensitivitas variabel yang sangat berpengaruh tidak mempunyai sensitivitas yang signifikan hanya saja dari variabel-variabel tersebut yang paling sensitif adalah pendapatan yaitu sebesar 60 %.
Dengan melihat hasil penelitian ini baik dari aspek pasar, teknis dan finansial maka layanan Push to talk mempunyai masa depan yang cerah dan layak untuk dipertimbangkan dalam pengimplementasian layanan baru. kelayakan investasi, pasar, bisnis, teknis, finansial