Jasa telekomunikasi yang amat dibutuhkan dan sudah dikenal secara luas saat ini
adalah layanan internet (broadband access), internet telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Teknologi ini mampu menyambungkan seluruh komputer yang ada di dunia
sehingga saling bisa berkomunikasi dan bertukar informasi. Bentuk informasi yang dapat
ditukar berupa komunikasi data, voice, dan video secara bersamaan, pada media jaringan
akses tembaga (Line telepon) sehingga saluran telepon dapat dipergunakan untuk
pembicaraan telepon dan akses internet secara bersamaan. Perkembangan teknologi terkini
cenderung membuat layanan multimedia secara online dan realtime. Tak pelak, layanan
internet kemudian dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi suara dan data secara bersama.
Sejak trafik pemakaian internet mengalami kenaikan yang cukup signifikan, para pemain
bisnis telekomunikasi kemudian mengeluarkan layanan internet super cepat berbasis
teknologi ADSL melalui jaringan wireline existing dengan nama speedy yang menawarkan
suatu solusi untuk melayani kebutuhan pelanggan untuk akses layanan broadband internet
yang bersifat fixed. Sehingga dengan kondisi tersebut pelanggan diasumsikan tidak bergerak
dan hanya mengakses dari rumah yang telah dipasang modem ADSL. Prospek bisnis ini
cukup menjanjikan rencanannya layanan telkom speedy ini akan diluncurkan dengan cakupan
layanan nasional secara bertahap. Keberhasilan pemberi layanan ini tentu saja tak lepas dari
dukungan komponen teknologi. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui
sejauh mana komponen teknologi Broadband Access Speedy di Divisi RisTI PT Telkom
berkontribusi terhadap proses transformasi input menjadi output yaitu dengn mencari nilai
Technology Coefficient Contribution
tahap-tahap yang direkomendasikan oleh
for Asia and the Pacific
Tahap pemecahan masalah dilakukan mulai dari tahap identifikasi item utama
komponen teknologi yang melekat pada Broadband Access Speedy, dilanjutkan dengan
penyusunan prosedur dan kriteria penilaian terhadap item teknologi tersebut, dan identifikasi
responden relevan. Implementasi model Teknometrik ada pada tahap ini. Setelah proses
identifikasi, pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran tiga macam kuesioner, yaitu
kuesioner Derajat Sofistikasi, kuesioner penilaian tingkat kecanggihan mutakhir/
Art
disusun dan diisi dengan menggunakan justifikasi para responden yang relevan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kontribusi komponen Technoware terletak
pada kategori sangat baik (0.910), Humanware pada kategori baik (0.851), Infoware pada
kategori sangat baik (0.913) dan Orgaware pada kategori sangar baik (0.936). Sedangkan
nilai
kategori baik berdasarkan skala TCC yang dinormalkan. Upaya perbaikan komponen
teknologi untuk meningkatkan kontribusi teknologi diprioritaskan pada komponen
Technoware yang mempunyai intensitas kontribusi terbesar kemudian diikuti oleh
Humanware, Orgaware dan Infoware.