Pada pertengahan tahun 90-an, Indosat memfokuskan pengembangan bisnis utamanya
pada bisnis seluler, dan pada tahun 2001 Indosat membangun Indosat Multi Media Mobile
(IM3), diikuti dengan mengambil alih penuh kendali atas PT. Satelit Palapa Indonesia
(Satelindo), membuatnya menjadi operator seluler terbesar kedua di Indonesia.Pengambilalihan
Satelindo oleh Indosat membawa perubahan pada berbagai aktivitas perusahaan, demikian
halnya yang terjadi di divisi Channel Management yang berfungsi menangani pendistribusian
starter pack dan voucher isi ulang IM3 maupun Mentari. Penanganan dua brand dalam satu
divisi tentunya meningkatkan volume kerja yang berlipat dan membutuhkan penanganan yang
baik agar keduanya dapat ditangani lebih efektif dan efisien daripada sebelumnya.
Berdasarkan aliran proses sistem eksisting yang ada, memiliki kelemahan antara lain
penyimpanan dan pengolahan data masih menggunakan Microsoft Excel, pembuatan laporan
performansi penjualan kartu membutuhkan waktu yang relatif lama, adanya jarak waktu yang
cukup lama dari pemberian alokasi hingga alokasi tersebut diapprove oleh area, pencarian dan
penelusuran data atau dokumen masih sulit karena belum ada sistem informasi, dealer
seringkali terlambat mendapat barang karena konfirmasi pembayaran antara area dan cabang
terlambat, dealer dengan tipe retail seringkali kesulitan untuk membayar tagihan PO akibat
jumlah alokasi yang datang terlalu besar, akibat tidak dapat memenuhi tagihan beberapa kali,
dealer tipe retail kadangkala harus keluar sebagai dealer Indosat, data mengenai inventory di
cabang seringkali tidak sesuai, permintaan alokasi dari area ke HQ masih memanfaatkan media
email atau faksimili, dengan demikian membutuhkan biaya pengiriman faksimili, pengiriman
PO dari pusat ke area menggunakan email, hal ini tentu membutuhkan waktu lebih, hubungan
informasi antara HQ, Indosat area, cabang, dan dealer kurang terintegrasi tanpa adanya sistem
informasi. Hal ini tentu berakibat pada koordinasi antar fungsi dalam hal distribusi.
Dalam melakukan perancangan sistem diperlukan suatu gambaran proses-proses yang
menjelaskan tentang sistem tersebut. Untuk itu dapat menggunakan suatu alat bantu pemodelan
yang akan memudahkan dalam memodelkan sistem. Yang digunakan dalam pemodelan sistem
tersebut antara lain diagram konteks, data flow diagram, spesifikasi proses, kamus data,
diagram E-R, dan struktur tabel. Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management di
PT.Idosat area Jawa Barat ini menggunakan bahasa pemograman PHP dengan database
MySQL.
Sistem informasi berbasis web dirancang untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang
ada. Dengan penerapan sistem informasi ini diharapkan pengawasan dan operasional distribusi
starter pack dan voucher isi ulang IM3 dan Mentari berjalan lebih efektif dan efisien,
tersedianya informasi yang dibutuhkan dengan kualitas yang lebih baik, yaitu informasi yang
tepat, akurat, dan cepat yang dapat mempermudah proses pemanfaatan informasi tersebut bagi
penggunanya, serta yang tidak kalah penting yaitu mempermudah pengolahan, penyampaian,
dan penyebaran informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan distribusi produk
khususnya informasi yang dapat menunjang lancarnya pelaksanaan distribusi. Channel Management, alokasi, sistem informasi